A.
Definisi Penilaian
Penilaian adalah proses, cara, perbuatan menilai; pemberian nilai (biji, kadar mutu, harga): penelaahan
dan ~ yg lengkap; ~formal seseorang atau komite yg mempunyai
wewenang secara formal untuk menilai bawahannya di dl ataupun di luar pekerjaan
dan berhak menetapkan kebijakan selanjutnya thd karyawan itu; ~individual
atasan langsung yg secara individual menilai perilaku dan prestasi kerja
bawahannya; ~informal seseorang yg melakukan penilaian tt kualitas kerja
dan pelayanan yang diberikan tiap karyawan; ~kolektif tim yg melakukan
penilaian prestasi karyawan dan menetapkan kebijakan selanjutnya thd karyawan
tsb; ~pekerjaan penentuan nilai dr suatu pekerjaan untuk menentukan
skala gaji, syarat-syarat kenaikan pangkat, dan perangsang thd pekerjaan
Penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang prestasi atau kinerja peserta didik, hasil penilaian digunakan untuk
melakukan evaluasi (http://s1pgsd.blogspot.com).
Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution dalam Upi (2010: 2)
mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang
menggunakan tes maupun nontes.
Menurut Suharsimi Arikunto dalam Upi (2010: 2)
penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik
buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
Menurut
Djemari Mardapi dalam Upi (2010: 2)
penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
Menurut
Cangelosi dalam Upi (2010: 2)
penilaian adalah keputusan tentang nilai.
Menurut
Akhmat Susrajat dalam Upi (2010: 2)
penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam
alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar
peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan Penilaian
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan guru.
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik dengan memiliki bebrapa tujuan.
B. Definisi Historis
Sejarah atau history keadaan masa
lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang didasari oleh
konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-informasi yang
mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk
dan sebagainya. Informasi-informasi di atas merupakan warisan generasi
terdahulu kepada generasi muda yang tidak ternilai harganya. Generasi muda
dapat belajar dari informasi-informasi ini terutama tentang kejadian-kejadian
masa lampau dan memanfaatkannya untuk mengembangkan kemampuan diri mereka.
Sejarah telah memberi penerangan, contoh, dan teladan bagi mereka dan semuanya
ini diharapkan akan dapat meningkatkan peradaban manusia itu sendiri di masa
kini dan masa yang akan datang.
C. Prinsip-Prinsip Dasar Penilaian Hasil Belajar
1.
Sahih,
berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur
dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau
merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan
salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria
penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian
oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta
didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara
berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada
ukuran pencapaian kompe- tensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
D. Perkembangan Penilaian Bloom
Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya
berupa taksonomi tujuan pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hirarki.
Tujuan penyajian ke dalam bentuk system klasifikasi hirarki ini dimaksudkan
untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah
pembelajaran. Bloom dalam taksonominya, yang selanjutnya disebut Taksonomi
Bloom. Bloom dan Krathwohl menggunakan 4 prinsip-prinsip dasar dalam merumuskan
taksonomi, antara lain:
1.
Prinsip
metodologi, Perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam
mengajar
2.
Prinsip
psikologis, Taksonomi hendaknya konsisten fenomena kejiwaan yang ada sekarang
3.
Prinsip
Logis, Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten
4.
Prinsip
tujuan, Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan
nilai-nilai.
Taksonomi Bloom merupakan hasil kelompok penilai di
Universitas yang terdiri dari B.S Bloom Editor M.D Engelhart, E Frust, W.H.
Hill dan D.R Krathwohl, yang kemudian di dukung oleh Ralp W. Tyler. Bloom
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 tingkatan :
1.
Kategori
tingkah laku yang masih verbal
2.
Perluasan
kategori menjadi sederetan tujuan
3.
Tingkah
laku konkrit yang terdiri dari tugas-tugas dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai
ujian dan butir-butir soal.
Pada awalnya Bloom mengklasifikan tujuan kognitif
dalam enam level, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
aplikasi (apply), analisis (analysis), sintesis (synthesis),
dan evaluasi (evaluation) dalam satu dimensi, maka Anderson dan Kratwohl
merevisinya menjadi dua dimensi, yaitu proses dan isi/jenis.
Pada dimensi proses, terdiri atas mengingat (remember),
memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze),
menilai (evaluate), dan berkreasi (create). Sedangkan pada
dimensi isinya terdiri atas pengetahuan faktual (factual knowlwdge),
pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural
knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge).
Struktur dari original taksonomi Bloom (sebelum di
revisi)
1. Ranah Kognitif
Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang
mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut
aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu
terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai
jenjang yang tertinggi.yang meliputi 6 tingkatan:
a.
Pengetahuan
(Knowledge), yang disebut C1. Menekan pada proses mental dalam mengingat dan
mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh secara tepat
sesuai dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya. Informasi yang dimaksud
berkaitan dengan simbol-simbol matematika, terminologi dan peristilahan,
fakta-fakta, keterampilan dan prinsip-prinsip. Contoh: Sebutkan contoh-contoh
dari bilangan rasional dan irrasional
b.
Pemahaman
(Comprehension), yang disebut C2. Tingkatan yang paling rendah dalam aspek
kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu. Dalam
tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka
dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan tanpa perlu menghubungkannya
dengan ide-ide lain dengan segala implikasinya. Contoh : Jelaskan pengertian
dari bilangan rasional dan irrasional
c.
Penerapan
(Aplication), yang disebut C3. Kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa mampu
mendemonstrasikan pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi
matematika melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk
itu.Contoh: Tentukan nilai dari?
d.
Analisis
(Analysis), yang disebut C4. Kemampuan untuk memilah sebuah informasi ke dalam
komponen-komponen sedemikan hingga hirarki dan keterkaitan anta ride dalam
informasi tersebut menjadi tampak dan jelas. Contoh : Jumlah siswa SMK A
1400 orang, terdiri dari jurusan akuntansi, bisnis manajemen, perkantoran dan
broadcasting. Bila jurusan akuntasi 200 orang, bisnis manajemen 250 orang,
perkantoran 450 orang dan sisanya broadcasting, maka persentase jumlah siswa
jurusan broadcasting adalah ….
e.
Sintesis
(Synthesis) , yang disebut C5. Kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-elemen
untuk membentuk sebuah struktur yang unik dan system. Dalam matematika,
sintesis melibatkan pengkombinasian dan pengorganisasian konsep-konsep dan prinsip-prinsip
matematika untuk mengkreasikannya menjadi struktur matematika yang lain dan
berbeda dari yang sebelumnya. Contoh : memformulakan teorema-teorema matematika
dan mengembangkan struktur-struktur matematika. Contoh : Manakah dari
bilangan-bilangan berikut ini yang merupakan bilangan irrasional
1.
2
2.
0,
524389
3.
0,123123123
f.
Evaluasi
(Evaluation), yang disebut C6. Kegiatan membuat penilaian berkenaan dengan
nilai sebuah ide, kreasi, cara, atau metode. Evaluasi dapat memandu seseorang
untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru
dan cara baru yang unik dalam analisis atau sisntesis. Contoh: Jelaskan
jenis-jenis himpunan bilangan asli beserta contohnya
2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan
sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa, sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya. Bila seseorang memiliki penguasaan kognitif yang
tinggi, ciri-ciri belajar efektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai
tingkah laku. Misalnya; perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi
belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan
sosial. Ada beberapa kategori dalam ranah afektif sebagai hasil belajar; (a) Receiving/
attending/ menerima/ memperhatikan. (b) Responding/ menanggapi. (c) Valuing/
penilaian. (d) Organization/ Organisasi. (e) Characterization by a
value or value complex/ karakteristik nilai atau internalisasi nilai.
a.
Receiving/
attending/ menerima/ memperhatikan adalah
semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang
kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Dalam tipe
ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, control dan seleksi
gejala atau rangsangan dari luar. Receiving juga diartikan sebagai
kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang
ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai yang
diajarkan kepada mereka dan mereka mempunyai kemauan menggabungkan diri ke
dalam nilai itu atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu.
b.
Responding/ menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan
adanya partisipasi aktif atau kemampuan menanggapi, kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu
dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini mencakup
ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang
datang kepada dirinya. Valuing/ penilaian, menilai atau menghargai
artinya memeberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan
atau objek, sehingga apabila kegiatan itu idak dikerjakan kan memebrikan suatu
penyesalan. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran peserta didik tidak
hanya mau menerima nilai yang diajarkan mereka telah berkemampuan untuk menilai
konsep atau fenomena baik atau buruk.
c.
Organization/ Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam
suatu sistem organisasi, termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang lain,
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk kedalam
organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain. Characterization
by a value or value complex/ karakteristik nilai atau internalisasi nilai
adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai
telah menempati tempat tertinggi dalam hierarki nilai.
Struktur dari taksonomi Bloom (setelah di revisi)
1. Struktur dari dimensi proses
kognitif.
a. Mengingat. Dapat mengingat kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam jangka waktu yang lama
b. Mengerti. Membangun makna dari pesan-pesan
instruksional, termasuk lisan, tulisan, dan grafik komunikasi, termasuk di
dalamnya.
1. Interpreting (menerjemahkan)
2. Exemplifying (Mencontohkan)
3. Classifying ( Mengklasifikasikan)
4. Summarizing (Meringkas)
5. Inferring (Menyimpulkan)
6. Comparing Membandingkan)
7. Explaining (Menjelaskan)
c. Menerapkan. Melaksanakan atau menggunakan prosedur
dalam suatu situasi tertentu
d. Menganalisis. Kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan
mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian yang satu dengan yang lainnya.
e. Mengevaluasi. Kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap situasi, nilai atau ide atau mampu melakukan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar
f. Berkreasi. Kemampuan menyusun unsur-unsur untuk
membentuk suatu keseluruhan koheren atau fungsional, mereorganisasi unsur ke
dalam pola atau struktur baru, termasuk didalamnya:
1.
Generating
(hipotesa)
2.
Planning
(Perencanaan)
3.
Producing
( Penghasil)
Kata
Operasional dari dimensi proses taksonomi Bloom
1.
Mengingat
– Mengenali, daftar, menjelaskan, mengidentifikasi, mengambil, penamaan,
mencari, menemukan
2.
Memahami
- meringkas, menyimpulkan, parafrase, mengklasifikasi, membandingkan,
menjelaskan, mencontohkan
3.
Menerapkan
– Menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melaksanakan
4.
Menganalisis
– Membandingkan, mengorganisir, dekonstruksi, menghubungkan, menguraikan,
menemukan, penataan, mengintegrasikan
5.
Mengevaluasi
– Memeriksa, hypothesising, mengkritisi, percobaan, penilaian, pengujian,
Mendeteksi, Monitoring
6.
Menciptakan
– merancang, membangun, perencanaan, menghasilkan, menciptakan, merancang,
membuat
Daftar Rujukan:
Defia, Februl. 2012. http://defia-RANAH-PENGETAHUAN-MENURUT-BLOOM-Double-Personality-of-Angel.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar