A.
Definisi Pembelajaran
Djamarah, (2011: 12)
belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat.
James O. Whittaker
dalam Djamarah, (2011: 12) merumuskan belajar sebagai
proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
Cronbach dalam
Djamarah, (2011: 13) berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a
result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Howard L. Kingskey
dalam Djamarah, (2011: 13) mengatakan bahwa learning is the process by which behavior
(in the broader sense) is originated or change through practice or training. Belajar
adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan.
Slameto dalam
Djamarah, (2011: 13) menurutnya belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa
pendapat para ahli tentang definisi belajar yang dikemukakan di atas dapat
dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Sugandi,
dkk (2004: 9) menyatakan
bahwa pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self
instruction (dari internal) dan eksternal instructions (dari
eksternal). Pembelajaran
yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teacing atau
pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-prinsip belajar
dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.
Darsono (2002: 24) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai
“suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku
siswa berubah kearah yang lebih baik”.
Menurut
Oemar Hamalik (dalam Sanjaya, 2008:6)
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang terorganisir yang meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedural yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan.
Pembelajaran
adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas
belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks
mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar itu
sendiri dengan si belajar. (Rivai, Metode Mengajar dalam www. google.com).
Dalam
proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan
pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi
yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Slameto, (2003: 109), sedang pendidik adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan Slameto. (2003: 123).
Pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Tujuan
pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000: 25) adalah membantu siswa pada siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang dimaksud meliputi
pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai
pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan pembelajaran menggambarkan
kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah
mereka mengikuti suatu proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif
dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti:
perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over
behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur
katanya, motorik dan gaya hidupnya.
Dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar tentunya banyak faktor yang
mempengaruhi berhasil atau
tidaknya kegiatan belajar mengajar. Faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu Slameto, (2003:
54). Yang termasuk faktor Intern antara lain: faktor faktor jasmaniah (faktor
kesehatan dan cacat tubuh); faktor psikologis (intelligensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan, dan kesiapan); dan faktor kelelahan (kelelahan
jasmani dan rohani). Sedang yang termasuk faktor ektern antara lain faktor
keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan); faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa,
disiplin sekolah, alat pengajaran, standar pelajajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode mengajar, dan tugas rumah); dan faktor masyarakat (kegiatan
siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat).
Belajar merupakan
proses dasar perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan
perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.
Purwanto, dalam Panen (1999:84). mengemukakan belajar adalah setiap perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman. Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari kegiatan
belajar tersebut dapat dihayati atau dialami oleh orang yang sedang belajar
Suatu pengajaran akan
berhasil secara baik apabila seorang guru mampu mengubah diri siswa dalam arti
luas menumbuhkembangkan keadaan siswa untuk belajar, sehingga dari pengalaman
yang diperoleh siswa selama ia mengikuti proses pembelajaran tersebut dirasakan
manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadi siswa.
Ciri–ciri dari
pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000: 25) antara lain:
- Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis;
- Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar;
- Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa;
- Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik;
- Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa;
- Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
Prinsip-prinsip pembelajaran
dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:27) antara lain:
- Kesiapan Belajar
- Perhatian
- Motivasi
- Keaktifan Siswa
- Mengalami Sendiri
- Pengulangan
- Materi Pelajaran Yang Menantang
- Balikan Dan Penguatan
- Perbedaan Individual
Rumusan Tentang Pembelajaran
- Menyampaikan pengetahuan
- Mewariskan kebudayaan
- Upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik
- Upaya Mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat baik
- Suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari
Dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan
semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses
pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di
dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
B. Definisi Teknologi
Secara Umum, teknologi dirumuskan sebagai, “technology
is, simply, the application of knowledge to solve problems or invent useful
tools” seperti tercantum dalam http://www.yourdictionary.com/library/reference/word-definitions/definition-of-technology.html.
Adapun dari situs wikipedia, the free encyclopedia teknologi diartikan
sebagai, “...is the usage and knowledge of tools, techniques, crafts,
systems or methods of organization. “Dari kedua definisi ini, ternyata
teknologi dipersepsikan sebagai pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam
bentuk peralatan, teknik, kerajinan. Selain itu teknologi juga berarti sistem
atau metode dari suatu organisasi.
Definisi tersebut di atas juga membahas teknologi
dalam persepsi yang berbea seperti, ... technology can be viewed as an activity
that forms or changes culture, additionally, techology is the application of
math, science, and the arts for the benefit of life as it is known. Pernyataan
ini menguraikan keterkaitan teknologi dengan perubahan budaya.
Konsep teknologi di antaranya dirumuskan oleh Finn,
Saettler, serta Heinich, et al., Finn (dikutip oleh Gentry dalam Prawiradilaga,
2012: 16) menyatakan, “selain diartikan sebagai mesin, teknologi bisa mencakup
proses, sistem, manajemen, dan mekanisme pantauan; baik manusia itu sendiri
atau bukan, serta ... secara luas, cara pandang terhadap masalah berikut
lingkupnya, tingkat kesukaran, studi kelayakan, serta cara mengatasi masalah
secara teknis dan ekonomis”.
Seatler (dikutip oleh Gentry dalam Prawiradilaga,
2012: 16) mengutip asal katanya techne, bahasa Yunani, dengan makna
seni, kerajinan tangan, atau keahlian. Kemudian ia menerangkan bahwa teknologi
bagi bangsa Yunani kuno diakui sebagai suatu kegiatan khusus, dan sebagai
pengetahuan. Pendapat Heinich, Molenda, dan Russell, 1993 memperkuat asumsi
sebelumnya. Menurut mereka, “teknologi merupakan penerapan pengetahuan yang
ilmiah, dan tertata ... teknologi sebagai suatu proses atau cara berpikir bukan
hanya produk seperti komputer, satelit, dan sebagainya.
Ketiga pakar ini membedakan antara
teknologi/perangkat lunak atau soft technology dengan
teknologi/perangkat keras atau hard technology. Selain itu, mereka
menyatakan “teknologi sebagai suatu pengetahuan diterapkan oleh manusia untuk
mengatasi masalah dan melaksanakan tugas dengan cara sistematis dan ilmiah”.
Kesimpulan tentang konsep teknologi menurut pendapat
pakar tersebut yaitu:
·
Teknologi terkait dengan sifat
rasional dan ilmiah
·
Teknologi menunjukkan pada
suatu ilmu, keahlian, baik itu seni, atau kerajinan tangan
·
Teknologi dapat diterjemahkan
sebagai teknik atau cara pelaksanaan
·
Suatu kegiatan, atau sebagai
suatu proses
·
Teknologi mengacu pada
penggunaan mesin-mesin dan perangkat keras
C. Teknologi Pembelajaran
1. Definisi Association for Educational Communications
Technology (AECT) 1963
“Komunikasi
audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama
berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan
proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan
suatu pesan dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh
orang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan,
produksi, pemilihan, manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan
sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan
medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar
secara maksimal.”
2. Definisi Commission on Instruction Technology (CIT)
1970
“Dalam pengertian
yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir
sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang
membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan
bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.”
3. Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini
yang sudah ada (1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai
berikut “Teknologi Pendidikan adalah
suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia
melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan, pengorganisasian
dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas
keseluruhan proses tersebut”.
4. Definisi AECT 1977 “Teknologi pendidikan
adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan,
sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan,
menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada
manusia.
5. Definisi AECT 1994 “ Teknologi
Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.”
6. Teknologi pembelajaran menurut Uno, Hamzah (2010: 16)
adalah teori atau praktik dalam desain pengembangan , pemanfaatan, pengelolaan
serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar.
Teknologi pembalajaran adalah usaha sistematik dalam
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk
suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar
dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan
manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.
Atau bisa pula diartikan sebagai pengembangan (riset,
desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem
pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta
pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik,
dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar.
D. Macam-Macam Teknologi dalam Pembelajaran
Kawasan pengembangan menurut Prawiradilaga, (2012:
50) meliputi:
1.
Teknologi Cetak
Cara untuk
memproduksi atau menyampaikan bahan. Teknologi ini menjadi dasar untuk
pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain.
Adapun ciri-ciri dari
teknologi ini adalah :
·
Teks dibaca secara linier,
sedangkan visual direkam menurut ruang.
·
Biasanya memberikan komunikasi
satu arah yang pasif.
·
Berbentuk visual yang statis.
·
Pengembangannya sangat bergantung
kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi visual.
·
Berpusat pada pembelajar.
·
Informasi dapat diorganisasikan
dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
Contoh produk dari
teknologi ini :
·
Buku-buku
·
Bahan-bahan visual yang
statis(Terutama melalui pencetakan mekanis atau photografis)
2.
Teknologi
Audio/Visual
Merupakan cara
memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis
untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pembelajaran audio-visual dapat
dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat keras di dalam proses
pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup,
pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang beukuran besar.
Pembelajaran audio-visual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan
yang berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang
secara eksklusif tidak selalu harus bergantung kepada pemahaman kata-kata dan
simbol-simbol sejenis
Ciri-cirinya :
·
Bersifat linier.
·
Menampilkan visual yang dinamis.
· Secara khas digunakan menurut
cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembang.
·
Cenderung merupakan bentuk
representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak.
·
Dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif.
·
Sering berpusat pada guru, kurang
memperhatikan interaktivitas belajar si pembelajar.
3.
Teknologi Berbasis
Komputer
Merupakan cara-cara
memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber
pada mikroprosesor. Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan
informasi kepada pembelajar melalui tayangan di layar monitor.
Berbagai aplikasi
komputer biasanya disebut “computer-based intruction (CBI)”, “computer assisted
instruction (CAI”), atau “computer-managed instruction (CMI)”.
Aplikasi-aplikasi ini
hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan pembelajaran
terprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak berlandaskan pada teori kognitif.
Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat :
a. Tutorial, pembelajaran utama diberikan
b. Latihan dan pengulangan untuk membantu pembelajar
mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya
c. Permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan
menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari
d. Sumber data yang memungkinkan pembelajar untuk
mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan (protocol) data yang
ditentukan secara eksternal
Teknologi ini memiliki ciri-ciri
:
·
Dapat digunakan secara secara
acak, disamping secara linier
·
Dapat digunakan sesuai dengan
keinginan Pembelajar, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh
pengembangnya.
·
Gagasan-gagasan biasanya
diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol maupun grafis.
·
Prinsip-prinsip ilmu kognitif
diterapkan selama pengembangan
·
Belajar dapat berpusat pada
pembelajar dengan tingkat interaktivitas tinggi.
4.
Teknologi Terpadu
Merupakan cara untuk
memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
memadukan beberapa jenis media
yang dikendalikan komputer. Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi ini,–
khususnya dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya
interaktivitas pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.
Ciri-cirinya :
- Dapat digunakan secara acak, disamping secara. Linier
- Dapat digunakan sesuai dengan keinginan Pembelajar, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
- Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman Pembelajar, relevan dengan kondisi pembelajar, dan di bawah kendali pembelajar.
- Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran
- Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.
- Bahan belajar menunjukkan interaktivitas pembelajar yang tinggi
- Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak sumber media.
Intinya teknologi-teknologi itu
dibuat/diciptakan untuk :
· Meningkatkan efiensi belajar
· Mengikuti perkembangan jaman
· Menjaga agar murid terhindar dari kejenuhan belajar
E. Dampak Positif dan Negatif Teknologi dalam Pendidikan
Beberapa dampak positif dan negatif dari
perkembangan Teknologi terkait dengan dunia Pendidikan yaitu ;
Dampak Positif
1. Munculnya Media
Massa, khususnya Media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat Pendidikan.
Seperti jaringan Internet, Lab. Komputer Sekolah dan lain-lain yang pahami
secara mudah oleh siswa.
2. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap
muka. Selama ini, proses pembelajaran yang kita kenal yaitu adanya pembelajaran
yang disampaikan hanya dengan tatap muka langsung, namun dengan adanya kemajuan
teknologi, proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru,
tetapi bisa juga menggunakan jasa pos
Internet dan lain-lain.
3. Adanya sistem
pengolahan data hasil penilaian yang menggunakan pemanfaatan Teknologi. Dulu,
ketika orang melakukan sebuah penelitian, maka untuk melakukan analisis
terhadap data yang sudah diperoleh harus dianalisis dan dihitung secara manual.
Namun setelah adanya perkembangan IPTEK, semua tugasnya yang dulunya dikerjakan
dengan manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama, menjadi sesuatu yang mudah
untuk dikerjakan, yaitu dengan menggunakan media teknologi, seperti Komputer,
yang dapat mengolah data dengan memamfaatkan berbagai program yang telah di
installkan.
4. Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat
dipenuhi dengan cepat. Dalam bidang pendidikan tentu banyak hal dan bahan yang
harus dipersiapkan, salah satu contoh, yaitu ; Penggandaan soal Ujian, dengan
adanya mesin foto copy, untuk memenuhi kebutuhan akan jumlah soal yang banyak
tentu membutuhkan waktu yang lama untuk
mengerjakannya kalau dilakukan secara manual. Tapi dengan perkembangan
teknologi semuanya itu dapat dilakukan hanya dalam waktu yang singkat.
Khususnya dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari perkembangan IPTEK, yaitu
:
a. Pembelajaran
menjadi lebih efektif, simulatif dan menarik
b. Dapat menjelaskan
sesuatu yang sulit / Kompleks
c. Mempercepat proses
yang lama
d. Menghadirkan
peristiwa yang jarang terjadi
e. Menunjukkan
peristiwa yang berbahaya atau diluar jangkauan.
Dampak Negatif
Disamping dampak positif yang
ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK, juga akan muncul dampak negatif yang akan
ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK dalam proses pendidikan, antara lain:
1. Siswa menjadi malas
belajar. Dengan adanya peralatan yang seharusnya dapat memudahkan siswa dalam
belajar, seperti Laptop dengan jaringan internet, ini malah sering membuat
siswa menjadi malas belajar, terkadang banyak diantara mereka yang menghabiskan
waktunya untuk internetan yang hanya mendatangkan kesenangan semata,
seperti ; Facebook, Chating, Frienster
dan lain-lain, yang semuanya itu tentu akan berpengaruh erhadap minat belajar
siswa.
2. Terjadinya
pelanggaran Asusila. Kita dengar di berita-berita, dimana terjadi pelaku
pelanggaran asusila dilakukan oleh seorang pelajar terhadap pelajar lainnya,
seperti terjadinya tawuran antar pelajar, terjadi priseks, pemerkosaan siswi
dan lain-lain.
3. Munculnya media
massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pengetahuan
yang disalah gunakan oleh pelajar. Dengan munculnya media massa yang dihasilkan
oleh perkembangan IPTEK, ini dapat menimbulkan adanya berbagai prilaku yang
menyimpang yang dapat terjadi, seperti adanya siswa yang sering menghabiskan
waktunya untuk bermain Games, main PS, main Facebook, chating, sehingga waktu
yang seharusnya digunakan untuk belajar malah digunakan untuk bermain, sehingga
belajar menjadi habis dengan sia-sia. Akhirnya semuanya itu akan dapat
berpengaruh negative terhadap hasil belajar siswa dan bahkan terjadi
kemerosotan moral dari para siswa sampai ke Mahasiswa.
4. Munculnya
metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran, sehingga membuat siswa menjadi malas. Dengan adanya
fasilitas yang dapat digunakan dengan mudah dalam proses pembelajaran, ini
terkadang sering membuat siswa dan mahasiswa menjadi malas dan merasa lebih
dimanjakan, misalnya ketika siswa diberi tugas untuk membuat makalah, maka
mereka merasa tidak perlu pusing-pusing, karena cukup mencari bahan lewat
Internet dan mengkopy paste karya orang lain, Pada awalnya pendidikan itu
ditujukan untuk mendapatkan perubahan yang bersifat positif, namun pada
akhirnya sering kali tujuan itu diselewengkan dengan berbagai alasan. Contohnya
; seorang Heker dengan kemampuannya melakukan penerobosan system sebuah kantor
atau perusahaan, mereka dapat melakukan perampokan dengan tidak perlu merampok
langsung ke Bank atau kekantor-kantor, cukup dengan melakukan pembobolan system keuangan atau informasi penting, maka
mereka akan dapat keuntungan, dan sulit untuk dilacak pelakunya
5. Adanya
penyalahgunaan system pengolah data yang menggunakan Teknologi.
6.
Daftar Rujukan:
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Faisal.
2013. Pengertian Belajar. http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html
(diakses tgl 28 sep 2013 pukul : 11.28)
Febyan,
Chandy. 2013. Pengertian Belajar dan Pembelajaran. http://kawancerdas.blogspot.com/2013/02/pengertian-belajar-dan-pembelajaran.html (diakses tgl 28 sep 2013
pukul : 11.09)
Laily, Variedah. 2012. Dampak
Positif dan Negatif Perkembangan Teknologi. http://varriebee.blogspot.com/2012/12/dampak-positif-dan-negatif-perkembangan_1.html
(diakses tgl 28 sep 2013 pukul : 15.13)
Nasria.
2012. Perkembangan Teknologi Pembelajaran. http://nasriainformatika.blogspot.com/2012/09/perkembangan-teknologi-pembelajaran.html
(diakses tgl 28 sep 2013 pukul : 15.45)
Pidarta,
Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Prawiradilaga,
Dewi Salma. 2012. Wawasan Teknologi pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Group
Sarjanaku.
2012. Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli. http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html
(diakses tgl 28 September 2013 pukul : 11.19)
Uno, Hamzah
B dan Lamatenggo. 2010. Teknologi Informasi & komunikasi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar