Rabu, 05 Februari 2014

PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF LANDASAN TEKNOLOGI


A.      Definisi Pembelajaran
Djamarah, (2011: 12) belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat.
James O. Whittaker dalam Djamarah, (2011: 12) merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Cronbach dalam Djamarah, (2011: 13) berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Howard L. Kingskey dalam Djamarah, (2011: 13) mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or change through practice or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Slameto dalam Djamarah, (2011: 13) menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sugandi, dkk (2004: 9) menyatakan bahwa pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction (dari internal) dan eksternal instructions (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teacing atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.
Darsono (2002: 24) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik”.
Menurut Oemar Hamalik (dalam Sanjaya, 2008:6) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang terorganisir yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedural yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar itu sendiri dengan si belajar. (Rivai, Metode Mengajar dalam www. google.com).
Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Slameto, (2003: 109), sedang pendidik adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan Slameto. (2003: 123).
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Tujuan pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000: 25) adalah membantu siswa pada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentunya banyak faktor yang
mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar. Faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern  adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu Slameto, (2003: 54). Yang termasuk faktor Intern antara lain: faktor faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh); faktor psikologis (intelligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan); dan faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan rohani). Sedang yang termasuk faktor ektern antara lain faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan); faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, standar pelajajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah); dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Belajar merupakan proses dasar perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Purwanto, dalam Panen (1999:84). mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari kegiatan belajar tersebut dapat dihayati atau dialami oleh orang yang sedang belajar
Suatu pengajaran akan berhasil secara baik apabila seorang guru mampu mengubah diri siswa dalam arti luas menumbuhkembangkan keadaan siswa untuk belajar, sehingga dari pengalaman yang diperoleh siswa selama ia mengikuti proses pembelajaran tersebut dirasakan manfaatnya secara langsung  bagi perkembangan pribadi siswa.
Ciri–ciri dari pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000: 25) antara lain:
  1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis;
  2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar;
  3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa;
  4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik;
  5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa;
  6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
Prinsip-prinsip pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:27) antara lain:
  1. Kesiapan Belajar
  2. Perhatian
  3. Motivasi
  4. Keaktifan Siswa
  5. Mengalami Sendiri
  6. Pengulangan
  7. Materi Pelajaran Yang Menantang
  8. Balikan Dan Penguatan
  9. Perbedaan Individual
Rumusan Tentang Pembelajaran
  1. Menyampaikan pengetahuan
  2. Mewariskan kebudayaan
  3. Upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik
  4. Upaya Mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat baik
  5. Suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari
Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

B.       Definisi Teknologi
Secara Umum, teknologi dirumuskan sebagai, “technology is, simply, the application of knowledge to solve problems or invent useful tools” seperti tercantum dalam http://www.yourdictionary.com/library/reference/word-definitions/definition-of-technology.html. Adapun dari situs wikipedia, the free encyclopedia teknologi diartikan sebagai, “...is the usage and knowledge of tools, techniques, crafts, systems or methods of organization. “Dari kedua definisi ini, ternyata teknologi dipersepsikan sebagai pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam bentuk peralatan, teknik, kerajinan. Selain itu teknologi juga berarti sistem atau metode dari suatu organisasi.
Definisi tersebut di atas juga membahas teknologi dalam persepsi yang berbea seperti, ... technology can be viewed as an activity that forms or changes culture, additionally, techology is the application of math, science, and the arts for the benefit of life as it is known. Pernyataan ini menguraikan keterkaitan teknologi dengan perubahan budaya.
Konsep teknologi di antaranya dirumuskan oleh Finn, Saettler, serta Heinich, et al., Finn (dikutip oleh Gentry dalam Prawiradilaga, 2012: 16) menyatakan, “selain diartikan sebagai mesin, teknologi bisa mencakup proses, sistem, manajemen, dan mekanisme pantauan; baik manusia itu sendiri atau bukan, serta ... secara luas, cara pandang terhadap masalah berikut lingkupnya, tingkat kesukaran, studi kelayakan, serta cara mengatasi masalah secara teknis dan ekonomis”.
Seatler (dikutip oleh Gentry dalam Prawiradilaga, 2012: 16) mengutip asal katanya techne, bahasa Yunani, dengan makna seni, kerajinan tangan, atau keahlian. Kemudian ia menerangkan bahwa teknologi bagi bangsa Yunani kuno diakui sebagai suatu kegiatan khusus, dan sebagai pengetahuan. Pendapat Heinich, Molenda, dan Russell, 1993 memperkuat asumsi sebelumnya. Menurut mereka, “teknologi merupakan penerapan pengetahuan yang ilmiah, dan tertata ... teknologi sebagai suatu proses atau cara berpikir bukan hanya produk seperti komputer, satelit, dan sebagainya.
Ketiga pakar ini membedakan antara teknologi/perangkat lunak atau soft technology dengan teknologi/perangkat keras atau hard technology. Selain itu, mereka menyatakan “teknologi sebagai suatu pengetahuan diterapkan oleh manusia untuk mengatasi masalah dan melaksanakan tugas dengan cara sistematis dan ilmiah”.
Kesimpulan tentang konsep teknologi menurut pendapat pakar tersebut yaitu:
·         Teknologi terkait dengan sifat rasional dan ilmiah
·         Teknologi menunjukkan pada suatu ilmu, keahlian, baik itu seni, atau kerajinan tangan
·         Teknologi dapat diterjemahkan sebagai teknik atau cara pelaksanaan
·         Suatu kegiatan, atau sebagai suatu proses
·         Teknologi mengacu pada penggunaan mesin-mesin dan perangkat keras

C.      Teknologi Pembelajaran
1.    Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963
“Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.”
2.    Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
“Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.”
3.    Pada tahun 1972, AECT berupaya  merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut  “Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut”.
4.    Definisi AECT  1977 “Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia.
5.    Definisi AECT  1994 “ Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi  tentang proses dan sumber untuk belajar.”
6.    Teknologi pembelajaran menurut Uno, Hamzah (2010: 16) adalah teori atau praktik dalam desain pengembangan , pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar.
Teknologi pembalajaran adalah usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.
Atau bisa pula diartikan sebagai pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar.

D.      Macam-Macam Teknologi dalam Pembelajaran
Kawasan pengembangan menurut Prawiradilaga, (2012: 50) meliputi:
1.    Teknologi Cetak
Cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan. Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain.

Adapun ciri-ciri dari teknologi ini adalah :
·      Teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang.
·      Biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif.
·      Berbentuk visual yang statis.
·      Pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi visual.
·      Berpusat pada pembelajar.
·      Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
Contoh produk dari teknologi ini :
·      Buku-buku
·      Bahan-bahan visual yang statis(Terutama melalui pencetakan mekanis atau photografis)
2.    Teknologi Audio/Visual
Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang beukuran besar. Pembelajaran audio-visual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus bergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis
Ciri-cirinya :
·      Bersifat linier.
·      Menampilkan visual yang dinamis.
·    Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembang.
·      Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak.
·      Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif.
·      Sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar si pembelajar.
3.    Teknologi Berbasis Komputer
Merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada pembelajar melalui tayangan di layar monitor.
Berbagai aplikasi komputer biasanya disebut “computer-based intruction (CBI)”, “computer assisted instruction (CAI”), atau “computer-managed instruction (CMI)”.
Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak berlandaskan pada teori kognitif. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat :
a.    Tutorial, pembelajaran utama diberikan
b.    Latihan dan pengulangan untuk membantu pembelajar mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya
c.    Permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari
d.   Sumber data yang memungkinkan pembelajar untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan (protocol) data yang ditentukan secara eksternal
Teknologi ini memiliki ciri-ciri :
·      Dapat digunakan secara secara acak, disamping secara linier
·      Dapat digunakan sesuai dengan keinginan Pembelajar, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
·      Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol maupun grafis.
·      Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan
·      Belajar dapat berpusat pada pembelajar dengan tingkat interaktivitas tinggi.
4.    Teknologi Terpadu
Merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi ini,– khususnya dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya interaktivitas pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.
Ciri-cirinya :
  • Dapat digunakan secara acak, disamping secara. Linier
  •  Dapat digunakan sesuai dengan keinginan Pembelajar, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
  • Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman Pembelajar, relevan dengan kondisi pembelajar, dan di bawah kendali pembelajar.
  •  Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran
  • Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.
  • Bahan belajar menunjukkan interaktivitas pembelajar yang tinggi
  • Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak sumber media.
Intinya teknologi-teknologi itu dibuat/diciptakan untuk :
·       Meningkatkan efiensi belajar
·       Mengikuti perkembangan jaman
·       Menjaga agar murid terhindar dari kejenuhan belajar

E.       Dampak Positif dan Negatif Teknologi dalam Pendidikan
Beberapa dampak positif dan negatif dari perkembangan Teknologi terkait dengan dunia Pendidikan yaitu ;
Dampak Positif
1.    Munculnya Media Massa, khususnya Media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat Pendidikan. Seperti jaringan Internet, Lab. Komputer Sekolah dan lain-lain yang pahami secara mudah oleh siswa.
2.     Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Selama ini, proses pembelajaran yang kita kenal yaitu adanya pembelajaran yang disampaikan hanya dengan tatap muka langsung, namun dengan adanya kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga  menggunakan jasa pos Internet dan lain-lain.
3.    Adanya sistem pengolahan data hasil penilaian yang menggunakan pemanfaatan Teknologi. Dulu, ketika orang melakukan sebuah penelitian, maka untuk melakukan analisis terhadap data yang sudah diperoleh harus dianalisis dan dihitung secara manual. Namun setelah adanya perkembangan IPTEK, semua tugasnya yang dulunya dikerjakan dengan manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama, menjadi sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, yaitu dengan menggunakan media teknologi, seperti Komputer, yang dapat mengolah data dengan memamfaatkan berbagai program yang telah di installkan.
4.    Pemenuhan  kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat. Dalam bidang pendidikan tentu banyak hal dan bahan yang harus dipersiapkan, salah satu contoh, yaitu ; Penggandaan soal Ujian, dengan adanya mesin foto copy, untuk memenuhi kebutuhan akan jumlah soal yang banyak tentu membutuhkan  waktu yang lama untuk mengerjakannya kalau dilakukan secara manual. Tapi dengan perkembangan teknologi semuanya itu dapat dilakukan hanya dalam waktu yang singkat. Khususnya dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari perkembangan IPTEK, yaitu  :
a.       Pembelajaran menjadi lebih efektif, simulatif dan menarik
b.      Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / Kompleks
c.       Mempercepat proses yang lama
d.      Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi
e.       Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau diluar jangkauan.
Dampak Negatif
Disamping dampak positif yang ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK, juga akan muncul dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK dalam proses pendidikan, antara lain:
1.      Siswa menjadi malas belajar. Dengan adanya peralatan yang seharusnya dapat memudahkan siswa dalam belajar, seperti Laptop dengan jaringan internet, ini malah sering membuat siswa menjadi malas belajar, terkadang banyak diantara mereka yang menghabiskan waktunya untuk internetan yang hanya mendatangkan kesenangan semata, seperti  ; Facebook, Chating, Frienster dan lain-lain, yang semuanya itu tentu akan berpengaruh erhadap minat belajar siswa.
2.      Terjadinya pelanggaran Asusila. Kita dengar di berita-berita, dimana terjadi pelaku pelanggaran asusila dilakukan oleh seorang pelajar terhadap pelajar lainnya, seperti terjadinya tawuran antar pelajar, terjadi priseks, pemerkosaan siswi dan lain-lain.
3.      Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pengetahuan yang disalah gunakan oleh pelajar. Dengan munculnya media massa yang dihasilkan oleh perkembangan IPTEK, ini dapat menimbulkan adanya berbagai prilaku yang menyimpang yang dapat terjadi, seperti adanya siswa yang sering menghabiskan waktunya untuk bermain Games, main PS, main Facebook, chating, sehingga waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar malah digunakan untuk bermain, sehingga belajar menjadi habis dengan sia-sia. Akhirnya semuanya itu akan dapat berpengaruh negative terhadap hasil belajar siswa dan bahkan terjadi kemerosotan moral dari para siswa sampai ke Mahasiswa.
4.      Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran, sehingga membuat siswa menjadi malas. Dengan adanya fasilitas yang dapat digunakan dengan mudah dalam proses pembelajaran, ini terkadang sering membuat siswa dan mahasiswa menjadi malas dan merasa lebih dimanjakan, misalnya ketika siswa diberi tugas untuk membuat makalah, maka mereka merasa tidak perlu pusing-pusing, karena cukup mencari bahan lewat Internet dan mengkopy paste karya orang lain, Pada awalnya pendidikan itu ditujukan untuk mendapatkan perubahan yang bersifat positif, namun pada akhirnya sering kali tujuan itu diselewengkan dengan berbagai alasan. Contohnya ; seorang Heker dengan kemampuannya melakukan penerobosan system sebuah kantor atau perusahaan, mereka dapat melakukan perampokan dengan tidak perlu merampok langsung ke Bank atau kekantor-kantor, cukup dengan melakukan pembobolan   system keuangan atau informasi penting, maka mereka akan dapat keuntungan, dan sulit untuk dilacak pelakunya
5.      Adanya penyalahgunaan system pengolah data yang menggunakan Teknologi.
6.       
Daftar Rujukan:

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Faisal. 2013. Pengertian Belajar.  http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html (diakses tgl 28 sep 2013 pukul : 11.28)
Febyan, Chandy. 2013. Pengertian Belajar dan Pembelajaran. http://kawancerdas.blogspot.com/2013/02/pengertian-belajar-dan-pembelajaran.html (diakses tgl 28 sep 2013 pukul : 11.09)
Laily, Variedah. 2012. Dampak Positif dan Negatif Perkembangan Teknologi. http://varriebee.blogspot.com/2012/12/dampak-positif-dan-negatif-perkembangan_1.html (diakses tgl 28 sep 2013 pukul : 15.13)
Nasria. 2012. Perkembangan Teknologi Pembelajaran. http://nasriainformatika.blogspot.com/2012/09/perkembangan-teknologi-pembelajaran.html (diakses tgl 28 sep 2013 pukul : 15.45)

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2012. Wawasan Teknologi pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group
Sarjanaku. 2012. Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli. http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html (diakses tgl 28 September 2013 pukul : 11.19)
Uno, Hamzah B dan Lamatenggo. 2010. Teknologi Informasi & komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar