Rabu, 05 Februari 2014

ANALISIS SWOT SMA N JAYALOKA


1.        PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Dalam persaingan bebas kita seharusnya berorientasi pada kebutuhan dan harapan konsumen atau pelanggan (customers). Jika produk/layanan hasil kinerja kita tidak bermutu, maka customers akan meninggalkan kita, karena ada alternatif lain yang bisa dipilih oleh mereka. Jika penghasil produk/jasa ingin tetap berlangsung usahanya (dipakai oleh customers), maka ia harus menjaga mutu bahkan meningkatkan mutu produk/jasa layanannya seiring dengan tuntutan kebutuhan dan harapan customers termasuk di organisasi (sekolah).
Salah satu strategi manajerial yang dikembangkan untuk menjamin sebuah organisasi (sekolah) memiliki daya tahan dan daya hidup dari masa sekarang dan berkelajutan sampai masa yang akan datang yaitu dengan melakukan analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah indentifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan (Johnson, dkk., 1989; Bartol dkk., 1991).
Langkah pertama dalam analisis SWOT adalah membuat sebuah lembaran kerja dengan jalan menarik sebuah garis persilangan yang membentuk empat kuadran, keadaan masing-masing satu untuk kekuatan, kelemahan, peluang/kesempatan, dan ancaman. Secara garis besar lembaran kerja tersebut diperlihatkan dalam lembar-1. Langkah berikutnya adalah membuat daftar item spesifik yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi di bawah topik masing. Dengan membatasi daftar sampai 10 poin atau lebih sedikit, untuk menghindari generalisasi yang berlebihan (Johnson, et al., 1989).
Bentuk pendidikan di Indonesia terdiri dari tiga yaitu: Pedidikan Formal, Non Formal dan Informal. Suatu pendidikan formal sudah tentu merupakan suatu organisai yang berdasarkan legalitas hukum dan peraturan-peraturan yang terkait dalam rangka pelaksanaannya. Pendidikan formal ini terdiri dari tiga jenjang yaitu Jenjang SD, SMP dan SMA. Terbentuknya suatu organisasi itulah salah satu pelaksanan pendidikan formal berjenjang tersebut. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, dukungan dari berbagai pihak, sebuah sistem manajerial untuk mengatur berbagi hal, serta kebijakan yang relevan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan formal yang berjenjang.
SWOT merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk perencanaan  pendidikan yang matang dalam melaksanakan pendidikan sebagai suatu sistem ialah dengan melakukan analisis SWOT pada SMA Negeri Jayaloka. Analisis SWOT ini merupakan perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada SMA Negeri Jayaloka. Sejauh mana tingkat keberhasilan pencapaian tujuan serta hal-hal apa saja yang menjadi hambatan dan bagaimana solusi untuk mengatasinya. Sehingga harapannya tingkat keberhasilan tujuan organisasi mampu diukur sebelum pelaksanaan perencanaan pendidikan tersebut. Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan analisis SWOT di tempat penulis mengajar. Adapun judul dari makalah ini adalah “Analisis SWOT SMA Negeri Jayaloka.

1.2    Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah:
1.         Apakah faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan SMA Negeri Jayaloka?
2.         Apakah faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman SMA Negeri Jayaloka?
3.         Apakah faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMA Negeri Jayaloka?

1.3    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1.         Untuk Mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan SMA Negeri Jayaloka
2.         Untuk Mengetahui faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman SMA Negeri Jayaloka
3.         Untuk Mengetahui faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMA Negeri Jayaloka

2.        PEMBAHASAN
2.1    Definisi Perencanaan, Manajemen, dan Pendidikan
Definisi Perencanaan Menurut Para Ahli
1)        Garth N. Jone Mendefinisikan Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
2)        M. Farland Mendefinisikan Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
3)        Kaufman Mendefinisikan Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan secara sah dan berdaya guna.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun perencanaan perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan masa depan, adanya kegiatan, proses yang sistematis, hasil dan tujuan tertentu.


Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
1)        Koontz and Donnel (1972)management is getting thing done through the efforts of other people” (manajemen adalah terlaksananya pekerjaan melalui orang-orang lain )
2)        Millet (1954)management is the process of directing and fasilitating the work of people organized informal group to achieve a desire goal” (manajemen adalah proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang-orang yang terorgasisir secara formal sebagai kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan
3)        Davis (1951)management is the fuction of the executive leadership any
where” (manajemen adalah fungsi dari setiap kepemimpinan eksecutif dimanapun)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen mutlak diperlukan dalam setiap bidang kegiatan usaha yang melibatkan 2 orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu dengan melalui kerja sama serta dengan memanfaatkan sumber-sumber lain.

Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli
1)        Berdasarkan UU RI No. 20 Thn 2013 Tentang SISDIKNAS Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.
2)        John Dewey Mendefinisikan Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
3)        M.J. Longeveld Mendefinisikan Pendidikan merupakan usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Berdasarkan Uraian definisi menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa esensi pendidikan (usaha sadar) mengandung makna suatu proses transaksional yang intensional, terjadi dilingkungan (sosial budaya) berstruktur yang disebut sekolah atau sejenisnya. Pendidikan sebagai salah satu bagian penting dari proses pembangunan nasional merupakan salah satu sumber penentu dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara.

2.2    Definisi Perencanaan Pendidikan
Definisi Perencanaan Pendidikan Menurut Para Ahli
1)        Berdasarkan Definisi Departemen Pendidikan Nasional (2006) Perencanaan pendidikan sebagai suatu proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada definisi tersebut dinyatakan bahwa perencanaan ditujukan untuk merubah masa depan. Masa depan pendidikan yang diinginkan adalah pendidikan berkualitas yang disiasati secara terstruktur dan terprogram melalui perencanaan sejak awal sehingga masa depan bukanlah hasil dari kebetulan semata.
2)        Menurut Coombs (1982) Perencanaan pendidikan merupakan kegiatan rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien.
3)        Menurut Albert Waterston (1975) Perencanaan pendidikan merupakan suatu bentuk investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan yang didasarkan kepada pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai, sumber-sumber yang diberdayakan, dan teknik/metode yang dipilih secara tepat untuk melaksanakan tindakan selama kurun waktu tertentu agar penyelenggaraan sistem pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan bermutu.

Definisi Manajemen Pendidikan
1.       Menurut Menurut H. A. R. Tilaar manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan yang mengimplementasikan perencanaan atau rencana pendidikan.
2.       Menurut Made Pidarta Manajemen Pendidikan diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
3.       Menurut Biro Perencanaan Depdikbud Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.

2.3    Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Secara leksikal, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna leksikal tersebut maka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau pembelajaran. Condoli memandang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai alat untuk “menekan” sekolah mengambil tanggung jawab apa yang terjadi terhadap anak didiknya. Dengan kata lain, sekolah mempunyai kewenangan untuk mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak didik di sekolah tersebut.
Sedangkan pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menurut E. Mulyasa adalah pemberian otonomi luas pada tingkat sekolah agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap dengan kebutuhan setempat.
Dalam konteks manajemen menurut Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), berbeda dari manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah pusat. Sebaliknya, manajemen pendidikan model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini berpusat pada sumber daya yang ada di sekolah itu sendiri. Dengan demikian, akan terjadi perubahan paradigma manajemen sekolah, yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu sendiri.

Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Menurut Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan model Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) adalah pertama meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. Kedua, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama. Ketiga, meningkatkan tanggung jawab kepala sekolah kepada sekolahnya. Keempat, meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.

2.4    Analisis SWOT
Analisis SWOT mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dan memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT dibuat pertama kali oleh Albert Humprhey pada tahun 1960-an di Universitas Stanford. Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari "kekuatan" (strengths), "kelemahan" (weaknesses), "kesempatan" (opportunities), dan “ancaman" (threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
Analisis SWOT menyediakan para pengambil keputusan organisiasi akan informasi yang dapat menyiapkan dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Jika keputusan itu diterapkan secara efektif akan memungkinkan sekolah mencapai tujuannya.
Analisis lingkungan adalah studi tentang “kekuatan” dan “kelemahan” sebagai elemen internal, “peluang” dan “tantangan” sebagai elemen eksternal suatu organisasi, masa kini, dan berpotensi diperkirakan akan muncul di masa depan, sebagai data/bahan untuk menetapkan dan menyusun perencanaan strategis organisai masa depan (Theresia, 2003).
Komponen-komponen yang terdapat di dalam analisis SWOT adalah kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknes), Peluang (oportunitis), dan Tantangan (treats). Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Perencanaan strategis (strategic planner) suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi atau popular disebut Analisis SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat.
Setelah melakukan analisis SWOT, kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Selain pemilihan alternatif analisis SWOT juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan Opportunity) dan kelemahan kita (Weakness dan Threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan.
2.5    Profil Sekolah
2.5.1        Nama dan Alamat Sekolah
Nama Sekolah     : SMA Negeri Jayaloka
NIS                      : 301110601037
Nilai Akreditasi   : B
Alamat Sekolah   : Jalan Sunan Manjuran Kampung 6 Desa Purwodadi
Kecamatan           : Jayaloka
Kabupaten           : Musi Rawas
Provinsi                : Sumatera Selatan
Luas Lahan          : ± 2.5 Ha
Jumlah Rombel    : 13 Rombel

2.5.2        Status Sekolah
SMA Negeri Jayaloka berstatus Negeri di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas.

2.5.3        Nomor Surat Keputusan Pendirian
SMA Negeri Jayaloka didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Musi Rawas Nomor: 377/ KPTS/ Diknas/ 2004, tentang Penetapan SMA Negeri di Kabupaten Musi Rawas, tanggal 16 Desember 2004.

2.5.4        Visi dan Misi Sekolah
Visi Sekolah:
“Jati diri yang teguh sebagai manusia, kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, terampil dan arif dalam menjawab tantangan masa depan”
Misi Sekolah:
·           Melaksanakan pembinaan-pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
·           Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif
·           Mengembangkan potensi dan kompetensi peserta didik
·           Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola lingkungan hidup yang bermanfaat bagi kelestarian sumber daya alam.

2.5.5        Tujuan Sekolah
·           Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
·           Menumbuhkan rasa patriotisme dan cinta tanah air.
·           Menumbuhkembangkan kepribadian yang sanggup menghadapi tantangan masa depan.
·           Menciptakan sikap mandiri dan jiwa wira usaha.
·           Mempersiapkan lulusan yang dapat memasuki dunia kerja dan dunia usaha.
·           Menciptakan lulusan yang siap dan mampu mengikuti pendidikan tinggi.

2.5.6        Data Sekolah
1.      Data Siswa 3 (Tiga) Tahun Terakhir              
Th. Pelajaran
Jml Pendaftar
(Cln Siswa Baru)

Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
Jumlah
(Kls. X+ XI + XII)
Jml Siswa
Jml Rombel
Jml Siswa
Jml Rombel
Jml Siswa
Jml Rombel
Siswa
Rombel
2011/2012
322
133
4
123
4
81
3
337
10
2012/2013
335
134
4
119
4
115
4
368
12
2013/2014
356
162
5
129
4
116
4
407
13

2.      Kepemilikan Tanah                 :  Pemerintah
Status Tanah                           :  Hibah
Luas Lahan/ Tanah                 :  ± 2,5 Ha
Luas Tanah Terbangun           :  ± 1 Ha
Luas Tanah Siap Bangun        :  ± 2 Ha
3.      Angka Kelulusan dan Melanjutkan
No.
Tahun Ajaran
Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi
Jumlah Peserta Ujian
Jumlah Lulus
% Kelulusan
% Lulusan yang Melanjutkan Pendidikan
% Lulusan yang TIDAK Melanjutkan Pendidikan
1.
2011/2012
81
81
100%
90%
10%
2.
2012/2013
115
115
100%
95%
5%

2.6    Analisis SWOT SMA Negeri Jayaloka

Tabel Analisis SWOT SMA Negeri Jayaloka
Analisis Faktor Internal

No
Faktor Penilaian
Bobot
Peringkat
Bobot x Penilaian
1
Kekuatan (Strength)



A
Kondisi sekolah yang kondusif dan lahan yang luas
0,05
4
0,20
B
Etos kerja
0,05
3
0,15
C
Kualitas Tenaga Pendidik yang berkompeten
0,15
4
0,60
D
Hubungan baik antar tenaga pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, masyarakat dan peserta didik.
0,15
2
0,30
E
Kualitas peserta didik
0,15
5
0,75

Total kekuatan


2,00





2
Kelemahan (Weakness)



A
Lokasi sekolah yang kurang strategis
0,10
2
0,20
B
Tidak Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK
0,10
4
0,40
C
Belum banyak ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK
0,10
3
0,30
D
Sarana dan Prasarana sekolah
0,05
2
0,28
E
Kurangnya tenaga pendidik
0,10
3
0,30

Total kelemahan


1,48

Total Kekuatan-Total Kelemahan = 0,52


1,00



Analisis Faktor Eksternal

No
Faktor Penilaian
Bobot
Peringkat
Bobot x Peringkat
1
Peluang (Opportunity)



A
Dukungan dari Orang Tua
0,15
4
0,60
B
Dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam melengkapi sarana dan prasarana
0,10
3
0,30
C
Budaya Masyarakat
0,10
4
0,40
D
Hubungan Kerjasama Dengan Universitas
0,10
3
0,30
E
Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas
0,10
2
0,20

Total peluang


1,80





2
Tantangan (Threat)



A
Banyaknya calon siswa SMA N Jayaloka yang mendaftar
0,15
4
0,60
B
Persaingan memasuki PTN
0,10
4
0,40
C
Akses menuju sekolah
0,05
3
0,15
D
Kualitas lulusan
0,15
4
0,60
E
Bantuan tenaga pendidik dari pemerintah
0,05
4
0,20

Total tantangan


1,95

Total Peluang-Total Tantangan = - 0,15


1,00



Dari hasil analisis SWOT di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah berada di Kuadran II (positif, negatif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

Keterangan:
Analisis Faktor Internal
Strength (kekuatan) :
1.        Kondisi sekolah yang kondusif karena jauh dari kebisingan lalu lintas serta memiliki lahan yang luas ± 2.5 Ha
2.        Etos Kerja
Meskipun 80% Tenaga Pendidik dan Kependidikan bertempat tinggal di luar daerah namun tingkat kedisiplinan dari keterlambatan datang tinggi. Karena diperkirakan waktu tempuh yang diperlukan untuk sampai ke SMA Negeri Jayaloka adalah 1.30 jam. Biasanya pendidik berangkat dari rumah sekitar pukul 6 pagi.
3.        Kualitas tenaga pendidik yang berkompeten (daftar jumlah guru terlampir). Meskipun Guru di SMA Negeri Jayaloka hanya berjumlah 22 orang, minimal mempunyai kualifikasi pendidikan S1. 20 orang kualifikasi S2 (1 orang bidang kependidikan), 1 orang sedang mengikuti pendidikan S2 di bidang kependidikan. Dengan jumlah guru 22 orang dengan rombel yang ada berjumlah 13 memang dirasakan kurang, namun para guru mampu mengemban pembagian tugas mengajar yang telah ditetapkan dan tetap dapat memberikan pengajaran yang maksimal. Selain itu Guru mendapatkan pembinaan kompetensi guru melalui MGMP dan Diklat untuk semua mata pelajaran, kaderisasi guru untuk jabatan Kepala Sekolah melalui pembinaan dan diklat, pembinaan guru dan pegawai melalui jalur pemilihan guru berprestasi, dan pembinaan pegawai pendidikan dan latihan.
Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian)
No.
Guru
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas mengajar
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang TIDAK sesuai dengan tugas mengajar
Jumlah
S1/D4
S2/S3
S1/D4
S2/S3

1.
Biologi
1




2.
Fisika
1




3.
Kimia
2




4.
Matematika
2




5.
Bahasa Indonesia
2




6.
Bahasa Inggris
1
1



7.
Pendidikan Agama
1




8.
Geografi
1




9.
Sejarah
1




10.
Ekonomi
1




11.
Penjasorkes
2




12.
Seni Budaya


1


13.
PKn
1




14.
KWU


1


15.
TIK/Keterampilan
1




16.
BK
1




17.
Lainnya: B.ARAB


1



Jumlah
18
1
3



4.        Hubungan baik antar tenaga pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, masyarakat dan peserta didik. Hal ini ditandai dengan kerjasama dalam bentuk gotong royong dalam setiap kegiatan yang diperuntukkan bagi kepentingan bersama yang merupakan suatu budaya yang harus dikembangkan dikalangan peserta didik.
5.        Kualitas peserta didik. Prestasi yang diukir peserta didik SMA Negeri Jayaloka tidak hanya di bidang pendidikan, melainkan di bidang ekstrakurikuler. Diantaranya bulan Oktober lalu ektrakurikuler PMR meraih juara ke-II di tingkat Kabupaten, ekstrakurikuler PRAMUKA mendapat juara ke-III di tingkat Propinsi, sedangkan di bidang olahraga yaitu LOMPAT JAUH mendapat juara pertama di tingkat kabupaten dan TAEKWONDO mendapat juara pertama di tingkat Propinsi.
Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik
No.
Nama Lomba
Tahun 2012/2013
Juara ke:
Tingkat
Kab/
Kota
Propinsi
Nasional
1
PRAMUKA
3

V

2
TAEKWONDO
1

V

3
PMR
2
V


4
LOMPAT JAUH
1
V



Weakness (kelemahan) :
1.        Lokasi sekolah yang kurang strategis. Akses menuju SMA Negeri Jayaloka Jauh dari keramaian, jalan yang dilalui memiliki 2 jalur ada yang masih berupa hotmix dan ada yang sudah di aspal. Selain itu kiri kanan jalan masih berupa perkebunan karet dan rawan terjadinya tindakan penodongan yang mengakibatkan pada keselamatan diri.
2.        Tidak semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK. Dewasa ini TIK menjadi hal yang wajib digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran, dan penilaian oleh sebab itu sangat disayangkan apabila masih ada guru yang tidak memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran karena dapat membantu siswa untuk dapat lebih banyak dan lebih cepat menyerap materi pembelajaran sehingga dapat mengefisiensikan waktu sehingga pembelajaran dapat lebih efektif.
3.        Belum banyak ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK. Hal ini menyebabkan Tidak semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK padahal tuntutan zaman yang kini telah menggunakan teknologi berbasis komputer.
4.        Sarana dan Prasarana sekolah. Seperti jumlah ruang praktik laboratorium beserta peralatan dan perlengkapannya, jaringan internet
5.        Kurangnya tenaga pendidik. Diharapkan dapat menambah tenaga pendidik karena jumlah rombel yang tiap tahunnya mengalami kenaikan sehingga dirasakan tidak cukup dalam pembagian mengajar. Khususnya tenaga laboran dan lain sebagainya.

Oportunity (peluang):
1.        Dukungan dari orang tua. Suatu peluang bagi lembaga SMA Negeri Jayaloka bahwa masyarakat menginginkan kemajuan kesejahteraan baik ekonomi, pendidikan maupun kesehatan, perlu didukung dengan upaya pemberian kesempatan pendidikan yang layak sehingga dapat membina pola fikir yang lebih maju dan mengolah sumber daya alam yang ada secara maksimal, hal ini dapat dilihat dari antusias masyarakat pada pendaftaran calon siswa ke SMA Negeri Jayaloka.
2.        Dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam melengkapi sarana dan prasarana. Hal ini terlihat dari bantuan yang datang dari pemerintah pusat dan daerah pada tahun ini (2013), yakni bantuan pembuatan 3 lokal untuk ruang belajar.
3.        Budaya Masyarakat. Masyarakat Jayaloka terdiri dari penduduk asli dan pendatang (transmigran) asal Jawa yang telah bermukim sejak tahun 1980-an. Kehidupan masyarakat yang rukun memungkinkan melakukan akselerasi (percepatan) pembangunan. Salah satu indikasi adanya kerukunan warga adalah belum pernah terjadinya perselisihan yang mengakibatkan perkelahian dan keributan secara missal yang menyebabnya terhambatnya kegiatan pembangunan. Kultur masyarakatnya yang suka kerjasama dalam bentuk gotong royong dalam setiap kegiatan yang diperuntukkan bagi kepentingan bersama maupun perorangan yang merupakan suatu budaya yang harus dikembangkan dikalangan peserta didik.
4.        Hubungan Kerjasama Dengan Universitas. Terdapatnya beberapa Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia seperti UNIB, UNSRI, UNNES yang melakukan proses penseleksian mahasiswa melalui program bidik misi, PMDK kepada siswa SMA kelas XII SMA Negeri Jayaloka.
5.        Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas. Masyarakat mengharapkan setelah selesai menempuh pendidikan di SMA Negeri Jayaloka ini diharapkan dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan menjadi outcome berkualitas. Dengan adanya penambahan mata pelajaran Kewirausahaan di maksudkan agar siswa mampu menganalisa dan memanfaatkan peluang usaha yang ada, sehingga para lulusan diharapkan mampu mengembangkan diri di bidang kewirausahaan dan menciptakan lapangan kerja sendiri dan mengurangi ketergantungan lulusan terhadap lowongan kerja yang semakin sedikit yang tersedia.

Threat (tantangan):
1.        Banyaknya calon siswa SMA N Jayaloka yang mendaftar. Dari data keadaan murid SD/MI dan SMP/MTS tahun 2012/2013 di Kecamatan Jayaloka dapat diproyeksikan perkembangan jumlah siswa SMA Negeri sampai tahun 2016 masih terus meningkat sehingga hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang SMA Negeri Jayaloka yang harus disiasati dalam Rencana Strategi Perkembangan Sekolah dan Program-program kerja jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tahunan).
Proyeksi Perkembangan Jumlah Siswa SMA Negeri Jayaloka Sampai Dengan Tahun 2016
Th. Pelajaran
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
Jumlah
(Kls. X+ XI + XII)
Jml Siswa
Jml Rombel
Jml Siswa
Jml Rombel
Jml Siswa
Jml Rombel
Siswa
Rombel
2012/2013
173
4
143
4
123
4
439
12
2013/2014
176
4
164
4
136
4
476
12
2014/2015
171
4
167
4
156
4
496
12
2015/2016
215
5
162
4
159
4
536
13

2.        Persaingan memasuki PTN. Terbatasnya kuota yang tersedia pada setiap PTN mengakibatkan Persaingan masuk SMPTN menjadi diidolakan, sehingga memotivasi sekolah untuk meningkatkan berbagai kebijakan yang berpihak pada siswa.
3.        Akses menuju sekolah yang dirasakan jauh, masih sepi dan kurang strategis menyebabkan kesempatan tindakan penodongan yang mengakibatkan pada keselamatan diri.
4.        Kualitas lulusan. Yang menjadi tantangan disini adalah lulusan yang melanjutkan studi hingga perguruan tinggi tidaklah 100%. Perekonomian orangtua yang masih menengah ke bawah, memicu  lulusan berfikiran untuk segera bekerja sehingga dapat membantu perekonomian orang tua nya.
Angka Kelulusan dan Melanjutkan
No.
Tahun Ajaran
Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi
Jumlah Peserta Ujian
Jumlah Lulus
% Kelulusan
% Lulusan yang Melanjutkan Pendidikan
% Lulusan yang TIDAK Melanjutkan Pendidikan
1.
2011/2012
81
81
100%
75%
25%
2.
2012/2013
115
115
100%
90%
10%

Alasan lulusan SMA Tidak Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi
No
Alasan tak melanjutkan
Urutan alasan dari yang paling utama dengan memberi nomor 1 s.d. 9*)
1
Perguruan Tinggi yang ada terlalu jauh/tak terjangkau
7
2
Tidak mampu membiayai
1
3
Transportasi sulit/mahal
3
4
Kondisi geografis (medan sulit)
9
5
Daerahnya terpencil
8
6
Pendidikan dipandang kurang penting
6
7
Bekerja
2
8
Menikah
5
9
Lain-lain, sebutkan: malas
4

5.        Bantuan tenaga pendidik dari pemerintah. Karena masih minimnya jumlah guru yang ada saat ini diharapkan pemerintah dapat memberikan bantuan kepada sekolah untuk menyediakan tenaga pendidik baik PNS maupun Honorer.

Analisis Visi
Visi adalah pernyataan tentang kondisi yang diinginkan yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu. Visi harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1.      Specific (mengacu/fokus)
2.      Measurable (dapat diukur)
3.      Achievable (dapat dicapai)
4.      Realistic (realistis/nyata)
5.      Timeframe (mempunyai jangka waktu)
Dari data yang didapat mengenai visi SMA Negeri Jayaloka hendak memberikan penegasan terhadap jangka waktu untuk pencapaian kondisi yang diinginkan.

3.    PENUTUP
3.1    Simpulan
Dari kegiatan analisis SWOT di SMA Negeri Jayaloka, dapat disimpulkan bahwa perumusan manajemen strategi di SMA Negeri Jayaloka masuk pada kategori baik. Hal ini terlihat pada hasil analisis meskipun menunjukkan SMA Negeri Jayaloka berada pada kuadran II. Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

3.2    Saran
Dari hasil analisis visi/ misi sekolah, pengukuran jangka waktu dalam pencapaian kondisi yang akan dicapai masih menjadi kekurangan dan hendaknya jangka waktu (timeframe) sangat perlu diperhatikan karena merupakan salah satu syarat perumusan visi.

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, el Naufal. 2013. Pengertian dan Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli. http://kumpulanilmu2.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-definisi-pendidikan.html. Diunduh tanggal 13 September 2013 Pukul 16:10.
Ivan, Kusala. 2012. Definisi Mengenai Perencanaan, Pendidikan, dan Perencanaan Pendidikan. http://kusalaivan.blogspot.ca/2012/09/definisi-mengenai-perencanaan.html. Diunduh tanggal 15 September 2013 Pukul 17:05.
Mindrawan, Gegex. 2012. Perencanaan Pendidikan.  http://mindrawan.blogspot.com/2012/11/perencanaan-pendidikan.html
Prihantoro, Resza. 2010. Arti Perencanaan Menurut Para Ahli. http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/arti-perencanaan-menurut-para-ahli/. Diunduh tanggal 13 September 2013 Pukul 16.20.
Yasinta, Ika Umaya. 2012. Pendidikan. http://umayaika.wordpress.com/. Diunduh tanggal 13 September 2013 Pukul 16.00.
Badan, Awak. 2012. Pengertian Manajemen Pendidikan Menurut Para Ahli http://mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian-manajemen-pendidikan-menurut.html. Diunduh tanggal 26 November 2013 Pukul 13.30.

1 komentar:

  1. MAU TANYA DONG KA ANALISIS SWOT DALAM ANGKA ITU PAKAI APLIKASI APA? DAN HASILNYA DI DAPATKAN DARI MANA?

    BalasHapus