1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam
persaingan bebas kita seharusnya berorientasi pada kebutuhan dan harapan
konsumen atau pelanggan (customers). Jika produk/layanan hasil kinerja
kita tidak bermutu, maka customers akan meninggalkan kita, karena ada
alternatif lain yang bisa dipilih oleh mereka. Jika penghasil produk/jasa ingin
tetap berlangsung usahanya (dipakai oleh customers), maka ia harus
menjaga mutu bahkan meningkatkan mutu produk/jasa layanannya seiring dengan
tuntutan kebutuhan dan harapan customers termasuk di organisasi
(sekolah).
Salah
satu strategi manajerial yang dikembangkan untuk menjamin sebuah organisasi
(sekolah) memiliki daya tahan dan daya hidup dari masa sekarang dan
berkelajutan sampai masa yang akan datang yaitu dengan melakukan analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah indentifikasi beberapa faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts)
dan peluang (Opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian
terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan
dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum
yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan
keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan (Johnson,
dkk., 1989; Bartol dkk., 1991).
Langkah
pertama dalam analisis SWOT adalah membuat sebuah lembaran kerja dengan jalan
menarik sebuah garis persilangan yang membentuk empat kuadran, keadaan
masing-masing satu untuk kekuatan, kelemahan, peluang/kesempatan, dan ancaman.
Secara garis besar lembaran kerja tersebut diperlihatkan dalam lembar-1.
Langkah berikutnya adalah membuat daftar item spesifik yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi di bawah topik masing. Dengan membatasi daftar sampai 10
poin atau lebih sedikit, untuk menghindari generalisasi yang berlebihan (Johnson,
et al., 1989).
Bentuk pendidikan di Indonesia terdiri dari tiga yaitu:
Pedidikan Formal, Non Formal dan Informal. Suatu pendidikan formal sudah tentu
merupakan suatu organisai yang berdasarkan legalitas hukum dan
peraturan-peraturan yang terkait dalam rangka pelaksanaannya. Pendidikan formal
ini terdiri dari tiga jenjang yaitu Jenjang SD, SMP dan SMA. Terbentuknya suatu
organisasi itulah salah satu pelaksanan pendidikan formal berjenjang tersebut.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan, dukungan dari berbagai pihak, sebuah
sistem manajerial untuk mengatur berbagi hal, serta kebijakan yang relevan
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan formal yang berjenjang.
SWOT merupakan
singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats
(T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana
yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar
(O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W).
Salah
satu upaya yang dilakukan untuk perencanaan
pendidikan yang matang dalam melaksanakan pendidikan sebagai suatu
sistem ialah dengan melakukan analisis SWOT pada SMA
Negeri Jayaloka. Analisis SWOT ini merupakan perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman pada SMA Negeri Jayaloka.
Sejauh mana tingkat keberhasilan pencapaian tujuan serta hal-hal apa saja yang
menjadi hambatan dan bagaimana solusi untuk mengatasinya. Sehingga harapannya
tingkat keberhasilan tujuan organisasi mampu diukur sebelum pelaksanaan
perencanaan pendidikan tersebut. Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan
analisis SWOT di tempat penulis mengajar. Adapun judul dari makalah ini adalah
“Analisis SWOT SMA Negeri Jayaloka”.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam
penulisan makalah ini adalah:
1.
Apakah faktor-faktor yang
menjadi kekuatan dan kelemahan SMA Negeri Jayaloka?
2.
Apakah faktor-faktor yang
menjadi peluang dan ancaman SMA Negeri Jayaloka?
3.
Apakah faktor-faktor yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMA Negeri Jayaloka?
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk Mengetahui faktor-faktor yang menjadi
kekuatan dan kelemahan SMA Negeri Jayaloka
2.
Untuk Mengetahui faktor-faktor
yang menjadi peluang dan ancaman SMA
Negeri Jayaloka
3.
Untuk Mengetahui faktor-faktor
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMA Negeri Jayaloka
2.
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Perencanaan, Manajemen, dan Pendidikan
Definisi Perencanaan Menurut Para Ahli
1)
Garth N. Jone Mendefinisikan
Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan
yang paling baik untuk pencapaian tugas.
2)
M. Farland Mendefinisikan Perencanan adalah suatu fungsi dimana
pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada
wewenangnya.
3)
Kaufman Mendefinisikan Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan secara sah dan berdaya guna.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa dalam menyusun
perencanaan perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan masa depan,
adanya kegiatan, proses yang sistematis, hasil dan tujuan tertentu.
Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
1)
Koontz
and Donnel (1972) ”management
is getting thing done through the efforts of other people” (manajemen
adalah terlaksananya pekerjaan melalui orang-orang lain )
2)
Millet
(1954) ”management is the
process of directing and fasilitating the work of people organized informal
group to achieve a desire goal” (manajemen adalah proses memimpin dan
melancarkan pekerjaan dari orang-orang yang terorgasisir secara formal sebagai
kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan
3)
Davis
(1951) “management is the
fuction of the executive leadership any
where”
(manajemen adalah fungsi dari setiap kepemimpinan eksecutif dimanapun)
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa manajemen mutlak diperlukan dalam setiap bidang kegiatan usaha yang
melibatkan 2 orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu dengan melalui
kerja sama serta dengan memanfaatkan sumber-sumber lain.
Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli
1)
Berdasarkan UU RI No. 20 Thn 2013 Tentang
SISDIKNAS Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
dan bangsa.
2)
John Dewey Mendefinisikan Pendidikan
adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi
di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin
pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan
kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari
orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
3)
M.J. Longeveld Mendefinisikan Pendidikan merupakan usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan
yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih
tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Berdasarkan Uraian definisi menurut para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa esensi
pendidikan (usaha sadar) mengandung makna suatu proses transaksional yang
intensional, terjadi dilingkungan (sosial budaya) berstruktur yang disebut
sekolah atau sejenisnya. Pendidikan sebagai salah satu bagian penting dari
proses pembangunan nasional merupakan salah satu sumber penentu dalam
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
2.2
Definisi Perencanaan Pendidikan
Definisi Perencanaan Pendidikan Menurut Para Ahli
1)
Berdasarkan Definisi Departemen Pendidikan
Nasional (2006) Perencanaan
pendidikan sebagai suatu proses penyusunan gambaran kegiatan pendidikan di masa
depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Pada definisi tersebut dinyatakan bahwa perencanaan ditujukan untuk
merubah masa depan. Masa depan pendidikan yang diinginkan adalah pendidikan
berkualitas yang disiasati secara terstruktur dan terprogram melalui
perencanaan sejak awal sehingga masa depan bukanlah hasil dari kebetulan
semata.
2)
Menurut Coombs (1982) Perencanaan pendidikan merupakan kegiatan rasional
dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar
pendidikan itu lebih efektif dan efisien.
3)
Menurut Albert Waterston (1975) Perencanaan pendidikan merupakan suatu bentuk
investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan
yang didasarkan kepada pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan
dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan
yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan
secara sistematis dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai, sumber-sumber yang
diberdayakan, dan teknik/metode yang dipilih secara tepat untuk melaksanakan
tindakan selama kurun waktu tertentu agar penyelenggaraan sistem pendidikan
dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan bermutu.
Definisi Manajemen Pendidikan
1.
Menurut Menurut H. A. R. Tilaar manajemen pendidikan
adalah suatu kegiatan yang mengimplementasikan perencanaan atau rencana
pendidikan.
2.
Menurut Made Pidarta Manajemen Pendidikan diartikan sebagai
aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
3.
Menurut Biro Perencanaan Depdikbud Manajemen
pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan
tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan,
mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,
memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.
2.3 Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS)
Secara
leksikal, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal dari tiga kata, yaitu
manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar basis
yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan
mengajar, serta tempat menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna
leksikal tersebut maka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai
penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses
pengajaran atau pembelajaran. Condoli memandang Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) sebagai alat untuk “menekan” sekolah mengambil tanggung jawab apa yang
terjadi terhadap anak didiknya. Dengan kata lain, sekolah mempunyai kewenangan
untuk mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak didik
di sekolah tersebut.
Sedangkan
pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menurut E. Mulyasa adalah pemberian
otonomi luas pada tingkat sekolah agar sekolah leluasa mengelola sumber daya
dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan,
serta lebih tanggap dengan kebutuhan setempat.
Dalam
konteks manajemen menurut Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah pusat.
Sebaliknya, manajemen pendidikan model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini
berpusat pada sumber daya yang ada di sekolah itu sendiri. Dengan demikian,
akan terjadi perubahan paradigma manajemen sekolah, yaitu yang semula diatur
oleh birokrasi di luar sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi
internal sekolah itu sendiri.
Tujuan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Menurut
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, tujuan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) dengan model Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)
adalah pertama meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan
inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. Kedua,
meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama. Ketiga, meningkatkan
tanggung jawab kepala sekolah kepada sekolahnya. Keempat, meningkatkan
kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
2.4 Analisis
SWOT
Analisis
SWOT mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi dan memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan
dan ancaman. Analisis SWOT dibuat pertama kali oleh Albert Humprhey pada tahun
1960-an di Universitas Stanford. Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari
"kekuatan" (strengths),
"kelemahan" (weaknesses),
"kesempatan" (opportunities),
dan “ancaman" (threats) adalah metode perencanaan strategis
yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
Analisis
SWOT menyediakan para pengambil keputusan organisiasi akan informasi yang dapat
menyiapkan dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
Jika keputusan itu diterapkan secara efektif akan memungkinkan sekolah mencapai
tujuannya.
Analisis
lingkungan adalah studi tentang “kekuatan” dan “kelemahan” sebagai elemen
internal, “peluang” dan “tantangan” sebagai elemen eksternal suatu organisasi,
masa kini, dan berpotensi diperkirakan akan muncul di masa depan, sebagai
data/bahan untuk menetapkan dan menyusun perencanaan strategis organisai masa
depan (Theresia, 2003).
Komponen-komponen yang
terdapat di dalam analisis SWOT adalah kekuatan
(Strength), kelemahan (Weaknes), Peluang (oportunitis), dan Tantangan (treats).
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths)
dan peluang (Opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Perencanaan strategis (strategic planner)
suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal
ini disebut dengan Analisis Situasi atau popular disebut Analisis SWOT.
Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity
dan threat.
Setelah melakukan analisis
SWOT, kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang
dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman
yang paling kecil. Selain pemilihan alternatif analisis SWOT juga bisa
digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui
kelebihan (Strength dan Opportunity) dan kelemahan kita (Weakness dan Threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan.
2.5 Profil
Sekolah
2.5.1
Nama dan Alamat Sekolah
Nama Sekolah :
SMA Negeri Jayaloka
NIS :
301110601037
Nilai Akreditasi :
B
Alamat Sekolah :
Jalan Sunan Manjuran Kampung 6 Desa Purwodadi
Kecamatan :
Jayaloka
Kabupaten :
Musi Rawas
Provinsi :
Sumatera Selatan
Luas Lahan :
± 2.5 Ha
Jumlah Rombel : 13
Rombel
2.5.2
Status Sekolah
SMA
Negeri Jayaloka berstatus Negeri di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Musi
Rawas.
2.5.3
Nomor Surat Keputusan Pendirian
SMA
Negeri Jayaloka didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Musi Rawas Nomor:
377/ KPTS/ Diknas/ 2004, tentang Penetapan SMA Negeri di Kabupaten Musi Rawas,
tanggal 16 Desember 2004.
2.5.4
Visi dan Misi Sekolah
Visi Sekolah:
“Jati
diri yang teguh sebagai manusia, kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, terampil dan arif dalam menjawab tantangan masa depan”
Misi Sekolah:
·
Melaksanakan
pembinaan-pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
·
Melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang efektif
·
Mengembangkan
potensi dan kompetensi peserta didik
·
Memberikan
bekal pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola lingkungan hidup yang
bermanfaat bagi kelestarian sumber daya alam.
2.5.5
Tujuan Sekolah
·
Menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
·
Menumbuhkan
rasa patriotisme dan cinta tanah air.
·
Menumbuhkembangkan
kepribadian yang sanggup menghadapi tantangan masa depan.
·
Menciptakan
sikap mandiri dan jiwa wira usaha.
·
Mempersiapkan
lulusan yang dapat memasuki dunia kerja dan dunia usaha.
·
Menciptakan
lulusan yang siap dan mampu mengikuti pendidikan tinggi.
2.5.6
Data Sekolah
1. Data Siswa 3 (Tiga) Tahun Terakhir
Th.
Pelajaran
|
Jml Pendaftar
(Cln Siswa
Baru)
|
Kelas
X
|
Kelas
XI
|
Kelas
XII
|
Jumlah
(Kls.
X+ XI + XII)
|
||||
Jml
Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml
Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml
Siswa
|
Jml
Rombel
|
Siswa
|
Rombel
|
||
2011/2012
|
322
|
133
|
4
|
123
|
4
|
81
|
3
|
337
|
10
|
2012/2013
|
335
|
134
|
4
|
119
|
4
|
115
|
4
|
368
|
12
|
2013/2014
|
356
|
162
|
5
|
129
|
4
|
116
|
4
|
407
|
13
|
2.
Kepemilikan Tanah : Pemerintah
Status Tanah : Hibah
Luas Lahan/ Tanah : ±
2,5 Ha
Luas Tanah
Terbangun : ± 1
Ha
Luas Tanah Siap
Bangun : ±
2 Ha
3. Angka Kelulusan
dan Melanjutkan
No.
|
Tahun Ajaran
|
Jumlah
Kelulusan dan Kelanjutan Studi
|
||||
Jumlah
Peserta Ujian
|
Jumlah Lulus
|
% Kelulusan
|
% Lulusan
yang Melanjutkan Pendidikan
|
% Lulusan
yang TIDAK Melanjutkan Pendidikan
|
||
1.
|
2011/2012
|
81
|
81
|
100%
|
90%
|
10%
|
2.
|
2012/2013
|
115
|
115
|
100%
|
95%
|
5%
|
2.6 Analisis
SWOT SMA Negeri Jayaloka
Tabel Analisis SWOT SMA
Negeri Jayaloka
Analisis
Faktor Internal
No
|
Faktor
Penilaian
|
Bobot
|
Peringkat
|
Bobot
x Penilaian
|
1
|
Kekuatan (Strength)
|
|||
A
|
Kondisi sekolah yang
kondusif dan lahan yang luas
|
0,05
|
4
|
0,20
|
B
|
Etos kerja
|
0,05
|
3
|
0,15
|
C
|
Kualitas
Tenaga Pendidik yang berkompeten
|
0,15
|
4
|
0,60
|
D
|
Hubungan
baik antar tenaga pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, masyarakat dan
peserta didik.
|
0,15
|
2
|
0,30
|
E
|
Kualitas
peserta didik
|
0,15
|
5
|
0,75
|
Total
kekuatan
|
2,00
|
|||
2
|
Kelemahan (Weakness)
|
|||
A
|
Lokasi
sekolah yang kurang strategis
|
0,10
|
2
|
0,20
|
B
|
Tidak Semua guru mampu
memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK
|
0,10
|
4
|
0,40
|
C
|
Belum banyak ruang kelas
dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK
|
0,10
|
3
|
0,30
|
D
|
Sarana dan Prasarana sekolah
|
0,05
|
2
|
0,28
|
E
|
Kurangnya
tenaga pendidik
|
0,10
|
3
|
0,30
|
Total
kelemahan
|
1,48
|
|||
Total Kekuatan-Total Kelemahan = 0,52
|
||||
1,00
|
Analisis
Faktor Eksternal
No
|
Faktor
Penilaian
|
Bobot
|
Peringkat
|
Bobot
x Peringkat
|
1
|
Peluang (Opportunity)
|
|||
A
|
Dukungan dari Orang Tua
|
0,15
|
4
|
0,60
|
B
|
Dukungan
pemerintah daerah dan pusat dalam melengkapi sarana dan prasarana
|
0,10
|
3
|
0,30
|
C
|
Budaya
Masyarakat
|
0,10
|
4
|
0,40
|
D
|
Hubungan
Kerjasama Dengan Universitas
|
0,10
|
3
|
0,30
|
E
|
Tuntutan
masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas
|
0,10
|
2
|
0,20
|
Total
peluang
|
1,80
|
|||
2
|
Tantangan (Threat)
|
|||
A
|
Banyaknya calon siswa SMA N Jayaloka
yang mendaftar
|
0,15
|
4
|
0,60
|
B
|
Persaingan memasuki PTN
|
0,10
|
4
|
0,40
|
C
|
Akses
menuju sekolah
|
0,05
|
3
|
0,15
|
D
|
Kualitas
lulusan
|
0,15
|
4
|
0,60
|
E
|
Bantuan
tenaga pendidik dari pemerintah
|
0,05
|
4
|
0,20
|
Total
tantangan
|
1,95
|
|||
Total Peluang-Total Tantangan = -
0,15
|
||||
1,00
|
Dari hasil analisis
SWOT di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah berada di Kuadran II (positif, negatif).
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya
organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat
sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar
bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan
untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Keterangan:
Analisis Faktor Internal
Strength (kekuatan) :
1.
Kondisi sekolah yang kondusif karena
jauh dari kebisingan lalu lintas serta memiliki lahan yang luas ± 2.5 Ha
2.
Etos Kerja
Meskipun 80% Tenaga Pendidik dan
Kependidikan bertempat tinggal di luar daerah namun tingkat kedisiplinan dari
keterlambatan datang tinggi. Karena diperkirakan waktu tempuh yang diperlukan
untuk sampai ke SMA Negeri Jayaloka adalah 1.30 jam. Biasanya pendidik
berangkat dari rumah sekitar pukul 6 pagi.
3.
Kualitas tenaga pendidik yang
berkompeten (daftar jumlah guru terlampir). Meskipun Guru di SMA Negeri
Jayaloka hanya berjumlah 22 orang, minimal mempunyai kualifikasi pendidikan S1.
20 orang kualifikasi S2 (1 orang bidang kependidikan), 1 orang sedang mengikuti
pendidikan S2 di bidang kependidikan. Dengan jumlah guru 22 orang dengan rombel
yang ada berjumlah 13 memang dirasakan kurang, namun para guru mampu mengemban
pembagian tugas mengajar yang telah ditetapkan dan tetap dapat memberikan
pengajaran yang maksimal. Selain itu Guru mendapatkan pembinaan kompetensi guru
melalui MGMP dan Diklat untuk semua mata pelajaran, kaderisasi guru untuk
jabatan Kepala Sekolah melalui pembinaan dan diklat, pembinaan guru dan pegawai
melalui jalur pemilihan guru berprestasi, dan pembinaan pegawai pendidikan dan
latihan.
Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai
dengan latar belakang pendidikan (keahlian)
No.
|
Guru
|
Jumlah guru
dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas mengajar
|
Jumlah guru
dengan latar belakang pendidikan yang TIDAK sesuai dengan tugas mengajar
|
Jumlah
|
||
S1/D4
|
S2/S3
|
S1/D4
|
S2/S3
|
|||
1.
|
Biologi
|
1
|
||||
2.
|
Fisika
|
1
|
||||
3.
|
Kimia
|
2
|
||||
4.
|
Matematika
|
2
|
||||
5.
|
Bahasa
Indonesia
|
2
|
||||
6.
|
Bahasa
Inggris
|
1
|
1
|
|||
7.
|
Pendidikan
Agama
|
1
|
||||
8.
|
Geografi
|
1
|
||||
9.
|
Sejarah
|
1
|
||||
10.
|
Ekonomi
|
1
|
||||
11.
|
Penjasorkes
|
2
|
||||
12.
|
Seni Budaya
|
1
|
||||
13.
|
PKn
|
1
|
||||
14.
|
KWU
|
1
|
||||
15.
|
TIK/Keterampilan
|
1
|
||||
16.
|
BK
|
1
|
||||
17.
|
Lainnya:
B.ARAB
|
1
|
||||
Jumlah
|
18
|
1
|
3
|
4.
Hubungan baik antar tenaga pendidik,
tenaga kependidikan, komite sekolah, masyarakat dan peserta didik. Hal ini
ditandai dengan kerjasama dalam bentuk gotong royong dalam setiap kegiatan yang
diperuntukkan bagi kepentingan bersama yang merupakan suatu budaya yang harus
dikembangkan dikalangan peserta didik.
5.
Kualitas peserta didik. Prestasi
yang diukir peserta didik SMA Negeri Jayaloka tidak hanya di bidang pendidikan,
melainkan di bidang ekstrakurikuler. Diantaranya bulan Oktober lalu ektrakurikuler
PMR meraih juara ke-II di tingkat Kabupaten, ekstrakurikuler PRAMUKA mendapat
juara ke-III di tingkat Propinsi, sedangkan di bidang olahraga yaitu LOMPAT
JAUH mendapat juara pertama di tingkat kabupaten dan TAEKWONDO mendapat juara
pertama di tingkat Propinsi.
Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non
Akademik
No.
|
Nama Lomba
|
Tahun
2012/2013
|
|||
Juara ke:
|
Tingkat
|
||||
Kab/
Kota
|
Propinsi
|
Nasional
|
|||
1
|
PRAMUKA
|
3
|
V
|
||
2
|
TAEKWONDO
|
1
|
V
|
||
3
|
PMR
|
2
|
V
|
||
4
|
LOMPAT JAUH
|
1
|
V
|
Weakness (kelemahan) :
1.
Lokasi sekolah yang kurang strategis.
Akses menuju SMA Negeri Jayaloka Jauh dari keramaian, jalan yang dilalui
memiliki 2 jalur ada yang masih berupa hotmix
dan ada yang sudah di aspal. Selain itu kiri kanan jalan masih berupa
perkebunan karet dan rawan terjadinya tindakan penodongan yang mengakibatkan
pada keselamatan diri.
2.
Tidak semua guru mampu memfasilitasi
pembelajaran berbasis TIK. Dewasa ini TIK menjadi hal yang wajib digunakan oleh
pendidik dalam proses pembelajaran, dan penilaian oleh sebab itu sangat
disayangkan apabila masih ada guru yang tidak memanfaatkan TIK sebagai media
pembelajaran karena dapat membantu siswa untuk dapat lebih banyak dan lebih
cepat menyerap materi pembelajaran sehingga dapat mengefisiensikan waktu
sehingga pembelajaran dapat lebih efektif.
3.
Belum
banyak ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK. Hal ini
menyebabkan Tidak semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran
berbasis TIK padahal tuntutan zaman yang kini telah menggunakan teknologi
berbasis komputer.
4.
Sarana dan Prasarana sekolah. Seperti jumlah
ruang praktik laboratorium beserta peralatan dan perlengkapannya, jaringan
internet
5.
Kurangnya tenaga pendidik. Diharapkan
dapat menambah tenaga pendidik karena jumlah rombel yang tiap tahunnya
mengalami kenaikan sehingga dirasakan tidak cukup dalam pembagian mengajar.
Khususnya tenaga laboran dan lain sebagainya.
Oportunity (peluang):
1.
Dukungan dari orang tua. Suatu peluang
bagi lembaga SMA Negeri Jayaloka bahwa masyarakat menginginkan kemajuan
kesejahteraan baik ekonomi, pendidikan maupun kesehatan, perlu didukung dengan
upaya pemberian kesempatan pendidikan yang layak sehingga dapat membina pola
fikir yang lebih maju dan mengolah sumber daya alam yang ada secara maksimal, hal
ini dapat dilihat dari antusias masyarakat pada pendaftaran calon siswa ke SMA
Negeri Jayaloka.
2.
Dukungan
pemerintah daerah dan pusat dalam melengkapi sarana dan prasarana. Hal ini
terlihat dari bantuan yang datang dari pemerintah pusat dan daerah pada tahun
ini (2013), yakni bantuan pembuatan 3 lokal untuk ruang belajar.
3.
Budaya
Masyarakat. Masyarakat Jayaloka terdiri dari penduduk asli dan
pendatang (transmigran) asal Jawa yang telah bermukim sejak tahun 1980-an.
Kehidupan masyarakat yang rukun memungkinkan melakukan akselerasi (percepatan)
pembangunan. Salah satu indikasi adanya kerukunan warga adalah belum pernah
terjadinya perselisihan yang mengakibatkan perkelahian dan keributan secara
missal yang menyebabnya terhambatnya kegiatan pembangunan. Kultur masyarakatnya
yang suka kerjasama dalam bentuk gotong royong dalam setiap kegiatan yang
diperuntukkan bagi kepentingan bersama maupun perorangan yang merupakan suatu budaya
yang harus dikembangkan dikalangan peserta didik.
4.
Hubungan
Kerjasama Dengan Universitas. Terdapatnya beberapa Perguruan Tinggi Negeri di
Indonesia seperti UNIB, UNSRI, UNNES yang melakukan proses penseleksian
mahasiswa melalui program bidik misi, PMDK kepada siswa SMA kelas XII SMA
Negeri Jayaloka.
5.
Tuntutan masyarakat terhadap lulusan
yang berkualitas. Masyarakat mengharapkan setelah selesai menempuh pendidikan
di SMA Negeri Jayaloka ini diharapkan dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi dan menjadi outcome
berkualitas. Dengan adanya penambahan mata pelajaran Kewirausahaan di maksudkan
agar siswa mampu menganalisa dan memanfaatkan peluang usaha yang ada, sehingga
para lulusan diharapkan mampu mengembangkan diri di bidang kewirausahaan dan menciptakan
lapangan kerja sendiri dan mengurangi ketergantungan lulusan terhadap lowongan
kerja yang semakin sedikit yang tersedia.
Threat (tantangan):
1.
Banyaknya calon siswa SMA N Jayaloka
yang mendaftar. Dari data keadaan murid SD/MI dan SMP/MTS tahun 2012/2013 di
Kecamatan Jayaloka dapat diproyeksikan perkembangan jumlah siswa SMA Negeri
sampai tahun 2016 masih terus meningkat sehingga hal ini menjadi tantangan
sekaligus peluang SMA Negeri Jayaloka yang harus disiasati dalam Rencana
Strategi Perkembangan Sekolah dan Program-program kerja jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek (tahunan).
Proyeksi Perkembangan Jumlah Siswa
SMA Negeri Jayaloka Sampai Dengan Tahun 2016
Th.
Pelajaran
|
Kelas
X
|
Kelas
XI
|
Kelas
XII
|
Jumlah
(Kls.
X+ XI + XII)
|
||||
Jml
Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml
Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml
Siswa
|
Jml
Rombel
|
Siswa
|
Rombel
|
|
2012/2013
|
173
|
4
|
143
|
4
|
123
|
4
|
439
|
12
|
2013/2014
|
176
|
4
|
164
|
4
|
136
|
4
|
476
|
12
|
2014/2015
|
171
|
4
|
167
|
4
|
156
|
4
|
496
|
12
|
2015/2016
|
215
|
5
|
162
|
4
|
159
|
4
|
536
|
13
|
2.
Persaingan memasuki PTN. Terbatasnya
kuota yang tersedia pada setiap PTN mengakibatkan Persaingan
masuk SMPTN menjadi diidolakan,
sehingga memotivasi sekolah untuk meningkatkan berbagai kebijakan yang berpihak
pada siswa.
3.
Akses menuju sekolah yang dirasakan
jauh, masih sepi dan kurang strategis menyebabkan kesempatan tindakan
penodongan yang mengakibatkan pada keselamatan diri.
4.
Kualitas lulusan. Yang menjadi tantangan
disini adalah lulusan yang melanjutkan studi hingga perguruan tinggi tidaklah
100%. Perekonomian orangtua yang masih menengah ke bawah, memicu lulusan berfikiran untuk segera bekerja
sehingga dapat membantu perekonomian orang tua nya.
Angka Kelulusan dan Melanjutkan
No.
|
Tahun Ajaran
|
Jumlah
Kelulusan dan Kelanjutan Studi
|
||||
Jumlah
Peserta Ujian
|
Jumlah Lulus
|
% Kelulusan
|
% Lulusan
yang Melanjutkan Pendidikan
|
% Lulusan
yang TIDAK Melanjutkan Pendidikan
|
||
1.
|
2011/2012
|
81
|
81
|
100%
|
75%
|
25%
|
2.
|
2012/2013
|
115
|
115
|
100%
|
90%
|
10%
|
Alasan lulusan SMA Tidak Melanjutkan Ke
Perguruan Tinggi
No
|
Alasan tak melanjutkan
|
Urutan alasan
dari yang paling utama dengan memberi nomor 1 s.d. 9*)
|
1
|
Perguruan Tinggi yang ada terlalu
jauh/tak terjangkau
|
7
|
2
|
Tidak mampu membiayai
|
1
|
3
|
Transportasi sulit/mahal
|
3
|
4
|
Kondisi geografis (medan sulit)
|
9
|
5
|
Daerahnya terpencil
|
8
|
6
|
Pendidikan dipandang kurang
penting
|
6
|
7
|
Bekerja
|
2
|
8
|
Menikah
|
5
|
9
|
Lain-lain, sebutkan: malas
|
4
|
5.
Bantuan tenaga pendidik dari pemerintah.
Karena masih minimnya jumlah guru yang ada saat ini diharapkan pemerintah dapat
memberikan bantuan kepada sekolah untuk menyediakan tenaga pendidik baik PNS
maupun Honorer.
Analisis
Visi
Visi adalah pernyataan
tentang kondisi yang diinginkan yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Visi harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Specific
(mengacu/fokus)
2. Measurable (dapat
diukur)
3. Achievable
(dapat dicapai)
4. Realistic (realistis/nyata)
5. Timeframe (mempunyai
jangka waktu)
Dari
data yang didapat mengenai visi SMA Negeri Jayaloka hendak memberikan penegasan
terhadap jangka waktu untuk pencapaian kondisi yang diinginkan.
3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari
kegiatan analisis SWOT di SMA Negeri
Jayaloka, dapat disimpulkan bahwa perumusan
manajemen strategi di SMA Negeri Jayaloka
masuk pada kategori baik. Hal ini terlihat pada hasil analisis meskipun menunjukkan SMA Negeri Jayaloka berada pada
kuadran II. Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantangan yang
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi
sejumlah tantangan berat
sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar
bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi
disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
3.2 Saran
Dari
hasil analisis visi/ misi
sekolah, pengukuran jangka waktu dalam pencapaian kondisi yang akan dicapai masih menjadi kekurangan dan hendaknya jangka waktu (timeframe) sangat perlu diperhatikan
karena merupakan salah satu syarat perumusan visi.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, el Naufal. 2013. Pengertian dan Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli. http://kumpulanilmu2.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-definisi-pendidikan.html. Diunduh tanggal 13 September 2013 Pukul 16:10.
Ivan, Kusala. 2012. Definisi Mengenai Perencanaan, Pendidikan, dan Perencanaan Pendidikan.
http://kusalaivan.blogspot.ca/2012/09/definisi-mengenai-perencanaan.html. Diunduh tanggal 15 September 2013 Pukul 17:05.
Mindrawan, Gegex. 2012. Perencanaan Pendidikan. http://mindrawan.blogspot.com/2012/11/perencanaan-pendidikan.html
Prihantoro, Resza. 2010. Arti Perencanaan Menurut Para Ahli. http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/arti-perencanaan-menurut-para-ahli/. Diunduh tanggal 13 September 2013 Pukul 16.20.
Yasinta, Ika Umaya. 2012. Pendidikan. http://umayaika.wordpress.com/. Diunduh tanggal 13 September 2013 Pukul 16.00.
Badan, Awak. 2012. Pengertian
Manajemen Pendidikan Menurut Para Ahli http://mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian-manajemen-pendidikan-menurut.html.
Diunduh tanggal 26 November 2013 Pukul 13.30.
MAU TANYA DONG KA ANALISIS SWOT DALAM ANGKA ITU PAKAI APLIKASI APA? DAN HASILNYA DI DAPATKAN DARI MANA?
BalasHapus