Rabu, 05 Februari 2014

BELAJAR



PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap, proses perubahan ini tidak terjadi sekaligus terapi terjadi secara bertahap tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mempengaruhi siswa. Faktor ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala sesuatu yang ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran seperti inteligensi, bakat, kemampuan motorik pancaindra, dan skema berpikir. Faktor ekstern merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang menkondisikannya dalam pembelajaran seperti pengalaman, lingkunagn sosial, metode balajar-mengajar, strategi belajar-menajar, fasilitas belajar dan dedikasi guru. Keberhasilannya mencapai suatu tahap hasil belajar memungkinkannya untuk belajar lebih lancar dalam mencapai tahap selanjutnya. Namun demikian berdasarkan fakta dilapangan banyak dijumpai menjadi sangat fatal akibatnya tatkala siswa dihadapkan pada permasalahan inti dalam kegiatan belajar mengajar.

B.  Batasan Masalah
Luasnya cakupan tentang belajar ini menjadikan perlunya diadakan  pembatasan permasalahan. Dalam makalah ini hanya akan dibahas tentang definisi belajar, ciri-ciri perubahan sebagai hasil belajar, tahapan dalam belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan teori-teori belajar.

C.  Rumusan Masalah
1.        Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ?
2.        Apa sajakah teori-teori belajar yang ada ?

D.  Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini berusaha menjawab rumusan masalah di atas. Untuk itu, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.        Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
2.        Untuk mengetahui teori-teori belajar.

E.  Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat teoritik dalam penulisan makalah ini adalah untuk memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman tentang definisi belajar, ciri-ciri perubahan sebagai hasil belajar, tahapan dalam belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan teori-teori belajar, sedangkan manfaat secara praktis memberikan gambaran tentang implementasi dari definisi belajar, ciri-ciri perubahan sebagai hasil belajar, tahapan dalam belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan teori-teori belajar

 PEMBAHASAN

Definisi belajar
Djamarah, (2011) belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat.
James O. Whittaker dalam Djamarah, (2011) merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Cronbach dalam Djamarah, (2011) berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Howard L. Kingskey dalam Djamarah, (2011) mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or change through practice or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Slameto dalam Djamarah, (2011) menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Ciri-ciri perubahan sebagai hasil belajar
Djamarah, 2011:15 menjelaskan beberapa ciri-ciri belajar:
1.    Perubahan Yang Terjadi Secara Sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah.
2.    Perubahan Dalam Belajar Bersifat Fungsional
Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis dengan kapur, dan sebagainya. Misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan-catatan, mengerjakan soal-soal, dan sebagainya.
3.    Perubahan Dalam Belajar Bersifat Positif Dan Aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Misalnya, perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
4.    Perubahan Dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan sebagainya. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.
5.    Perubahan Dalam Belajar Bertujuan Atau Terarah
Ini berarti bahwa perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Misalnya seseorang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya.
6.    Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Misalnya, jika seorang anak telah belajar naik sepeda, maka perubahan yang paling tampak adalah dalam keterampilan naik sepeda itu.

Tahapan dalam belajar
a.         Menurut Jerome S. Bruner
Karena belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu didalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui tahap-tahap yang antara satu dengan lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional. Menurut Burner, salah seorang penentang teori S-R Bond yang terbilang vokal (Barlow, 1985), dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode/ tahap, yaitu: 1) tahap informasi (tahap penerimaan materi); 2) tahap transformasi (tahap pengubahan materi); 3) tahap evaluasi (tahap penialain meteri)
Dalam tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Di antara informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus, dan memperdalam pengeahuan yang sebelumnya telah dimiliki. Dalam tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Bagi siswa pemula, tahap ini akan berlangsung sulit apabila tidak disertai dengan bimbingan anda selaku guru yang diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang tepat untuk melakukan pembelajaran tertentu. Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransfornasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi. Tak ada penjelasan rinci mengenai sara evaluasi ini, tetapi agaknya analogdengan peristiwa retrieval untuk merespons lngkungan yang sedang dihadapi.
b.        Menurut Arno F Wittig
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu: 1) acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi); 2) storage (tahap penyimpanan informasi); 3) retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pila asimilasi antara pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses acquisition dalam belajar merupakan tahap paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya. Pada tingkatan storage seorang siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia proleh ketika menjalani proses acquitision. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi short term dan long term memori. Pada tingkatan retrieval seorang siwa akan mengaktifkan kembai fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atau stimulus yang sedang dihadapi.

A.  Faktor-faktor  yang mempengaruhi belajar
Djamarah, 2011:175 mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu:
1.        Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling ketergantungan antara lingkungan biotic dan abiotik tidak dapat dihindari. Itulah hokum alam yang harus dihadapi oleh anak didik sebagai makhluk hidup yang tergolong kelompok biotic.
Selama hidup anak didik tidak bias menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Oleh karena itu kedua lingkungan ini akan dibahas satu demi satu dalam uraian berikut.
a.    Lingkungan alami
Lingkungan alami atau lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya.
b.    Lingkungan sosial budaya
Pendapat yang tidak dapat disangkal adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk homo socius. Semacam makhluk yang kecenderungan untuk hidup bersama satu sama lainnya. Hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial.
2.        Faktor instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan. Seperangkat kelengkapan dalam berbagai dalam berbagai bentuk dan jenisnya dapat diperdayagunakan menurut fungsi masing-masing kelengkapan sekolah.
a.    Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya.
b.    Program
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, financial, dan sarana prasarana.
c.    Sarana dan Fasilitas
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang di dalamnya ada ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium dan halaman sekolah yang memadai. Semua bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik.
d.   Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
3.         Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi.
4.         Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti factor dari luar dan dari dalam.
faktor-faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses hasil belajar anak didik antara lain.
a.    Minat
b.    Kecerdasan
c.    Bakat
d.   Motivasi
e.    Kemampuan kognitif

Menurut Suryabrata dalam khodijah, (2011:65), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu :
1.         Faktor yang berasal dari dalam diri pemelajar, meliputi faktor fisiologis (keadaan tonus jasmani pada umumnya, dan keadaan fungsi fisiologis tertentu) dan faktor psikologis (minat, motivasi, intelegensi, memori, dan emosi).
2.         Faktor yang berasal dari luar diri pemelajar, meliputi faktor sosial (orang tua, guru, teman / lingkungan), dan faktor non sosial (1.  keadaan udara, suhu dan cuaca, 2 waktu, tempat, alat atau perlengkapan).
B.  Teori-teori belajar
Dari dulu hingga sekarang para ahli psikologi dan pendidikan tidak bosan-bosannya membicarakan masalah belajar. Penelitian demi penelitian sudah pula dilakukan. Berbagai teori telah tercipta sebagai hasil kerja keras dari penelitian.
Djamarah, 2011:17 Untuk mengetahui teori-teori belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, akan dikemukakan dalam pembahasan berikut.
1.      Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Ahli-ahli ilmu jiwa daya mengemukakan suatu teori bahwa jiwa manusia mempunyai daya-daya. Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia. Manusia hanya memanfaatkan semua daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan ketika dipergunakan untuk sesuatu hal. Daya-daya itu misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya berpikir, daya fantasi dan sebagainya.
2.      Teori Tanggapan
Teori tanggapan adalah memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang, dan sejelas-jelasnya. Banyak tanggapan berarti pandai.
3.      Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Gestalt adalah sebuah teori belajar yang dikemukakan oleh koffka dan kohler dari jerman. Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian. Sebab keberadaan bagian-bagian itu didahului oleh keseluruhan.
Dalam belajar, menurut teori Gestalt,  yang terpenting adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight.
4.      Teori Belajar Dari R. Gagne
Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi.
a.       Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
b.      Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut the domain of learning, yaitu sebagai berikut.
a.       Keterampilan motoris
b.      Informasi verbal
c.       Kemampuan intelektual
d.      Strategi kognitif
e.       Sikap
5.      Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Teori asosiasi disebut juga teori sarbond. Sarbond singkatan dari Stimulus, Respons, dan Bond. Stimulus berarti rangsangan, respons berarti tanggapan, dan bond berarti dihubungkan. Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya dan terjadilah asosiasi.
Selanjutnya Khodijah, (2011:71) menjelaskan teori-teori belajar sebagai berikut:
Macam- macam teori belajar yaitu:
1.    Teori belajar behavioristik. Teori ini menekankan proses belajar sebagai perubahan relatif permanen pada perilaku yang dapat diamati, dan timbul sebagai hasil dari pengalaman.
2.    Teori belajar kognitif. Ahli-ahli teori belajar kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil dari usaha untuk dapat mengerti dunia. Caranya kita berfikir tentang situasi, sama baiknya kita berfikir tentang kepercayaan, harapan, dan perasaan yang akan mempengaruhi bagaimana dan apa yang kita pelajari. Pandangan kognitif melihat belajar sebagai sesuatu yang aktif. 
3.    belajar Konstruktivis. Teori ini merumuskan belajar sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, melalui aktivitas kolaboratif, refleksi dan interpretasi.
4.    Teori belajar humanistik. Ahli-ahli teori belajar humanistik berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh bagaimana para peserta didik berfikir dan bertindak, teori tersebut juga dipengaruhi dan diarahkan oleh arti pribadi dan perasaan-perasaan mereka ambil dari pengalaman belajar mereka.

PENUTUP

KESIMPULAN
Dari beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu banyak dan bermacam-macam. Sehingga apabla kita menemukan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan, kita tidak boleh langsung menyalahkan bahwa kecerdasan atau intelegensi siswa sebagai penyebabnya. Faktor-faktor tersebut juga harus diperhatikan oleh guru dan jika perlu harus dikondisikan sedemikian rupa agar memperoleh hasil belajar yang maksimal dan sesuai dengan yang ingin dicapai.

DAFTAR  PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Diakses hari selasa tanggal 13 Agustus 2013 pukul  20:45 WIB dari website http:// PROSES DAN TAHAPAN BELAJAR _ . on becoming a learner.htm.
Khodijah, Nyayu. 2011. Psikologi Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar