PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap, proses perubahan ini tidak
terjadi sekaligus terapi terjadi secara bertahap tergantung pada faktor-faktor
pendukung belajar yang mempengaruhi siswa. Faktor ini dapat dibagi menjadi dua
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala
sesuatu yang ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran seperti
inteligensi, bakat, kemampuan motorik pancaindra, dan skema berpikir. Faktor
ekstern merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang
menkondisikannya dalam pembelajaran seperti pengalaman, lingkunagn sosial,
metode balajar-mengajar, strategi belajar-menajar, fasilitas belajar dan dedikasi
guru. Keberhasilannya mencapai suatu tahap hasil belajar memungkinkannya untuk
belajar lebih lancar dalam mencapai tahap selanjutnya. Namun demikian
berdasarkan fakta dilapangan banyak dijumpai menjadi sangat fatal akibatnya
tatkala siswa dihadapkan pada permasalahan inti dalam kegiatan belajar
mengajar.
B. Batasan Masalah
Luasnya cakupan tentang belajar ini menjadikan perlunya diadakan
pembatasan permasalahan. Dalam makalah ini hanya akan dibahas tentang
definisi belajar, ciri-ciri perubahan sebagai hasil belajar, tahapan dalam
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan teori-teori belajar.
C. Rumusan Masalah
1.
Apakah
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ?
2.
Apa
sajakah teori-teori belajar yang ada ?
D. Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini berusaha menjawab
rumusan masalah di atas. Untuk itu, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
2.
Untuk
mengetahui teori-teori belajar.
E. Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat
teoritik dalam penulisan makalah ini adalah untuk memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman tentang definisi
belajar, ciri-ciri perubahan sebagai hasil belajar, tahapan dalam belajar,
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan teori-teori belajar, sedangkan
manfaat secara praktis memberikan gambaran tentang implementasi dari definisi
belajar, ciri-ciri perubahan sebagai hasil belajar, tahapan dalam belajar,
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan teori-teori belajar
PEMBAHASAN
Definisi belajar
Djamarah, (2011) belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua
lapisan masyarakat.
James O. Whittaker dalam Djamarah, (2011) merumuskan belajar sebagai proses
di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Cronbach dalam Djamarah, (2011) berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar
sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman.
Howard L. Kingskey dalam Djamarah, (2011) mengatakan bahwa learning is the process by which behavior
(in the broader sense) is originated or change through practice or training. Belajar
adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan.
Slameto dalam Djamarah, (2011) menurutnya belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa
pendapat para ahli tentang definisi belajar yang dikemukakan di atas dapat
dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Ciri-ciri perubahan sebagai hasil belajar
Djamarah,
2011:15 menjelaskan beberapa ciri-ciri belajar:
1.
Perubahan
Yang Terjadi Secara Sadar
Ini
berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan
dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,
kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah.
2.
Perubahan
Dalam Belajar Bersifat Fungsional
Perubahan
itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik
dan sempurna. Ia dapat menulis dengan kapur, dan sebagainya. Misalnya, dapat
menulis surat, menyalin catatan-catatan, mengerjakan soal-soal, dan sebagainya.
3.
Perubahan
Dalam Belajar Bersifat Positif Dan Aktif
Dalam
perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk
memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Misalnya, perubahan tingkah
laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan
dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
4.
Perubahan
Dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan
yang bersifat sementara (temporer) yang hanya untuk beberapa saat saja, seperti
berkeringat, keluar air mata, menangis dan sebagainya. Misalnya, kecakapan
seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang,
melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus
dipergunakan atau dilatih.
5.
Perubahan
Dalam Belajar Bertujuan Atau Terarah
Ini
berarti bahwa perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku itu terjadi
karena ada tujuan yang akan dicapai. Misalnya seseorang belajar mengetik,
sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar
mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya.
6.
Perubahan
Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku
Perubahan
yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan
keseluruhan tingkah laku. Misalnya, jika seorang anak telah belajar naik
sepeda, maka perubahan yang paling tampak adalah dalam keterampilan naik sepeda
itu.
Tahapan dalam belajar
a.
Menurut Jerome S. Bruner
Karena belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah
tentu didalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan
tersebut timbul melalui tahap-tahap yang antara satu dengan lainnya bertalian
secara berurutan dan fungsional. Menurut Burner, salah seorang penentang teori
S-R Bond yang terbilang vokal (Barlow, 1985), dalam proses pembelajaran siswa
menempuh tiga episode/ tahap, yaitu: 1) tahap informasi (tahap penerimaan
materi); 2) tahap transformasi (tahap pengubahan materi); 3) tahap evaluasi
(tahap penialain meteri)
Dalam tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar
memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Di
antara informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri
sendiri, ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus, dan memperdalam
pengeahuan yang sebelumnya telah dimiliki. Dalam tahap transformasi, informasi
yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi
bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat
dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Bagi siswa pemula, tahap ini akan
berlangsung sulit apabila tidak disertai dengan bimbingan anda selaku guru yang
diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang tepat untuk
melakukan pembelajaran tertentu. Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai
sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransfornasikan tadi dapat
dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi. Tak
ada penjelasan rinci mengenai sara evaluasi ini, tetapi agaknya analogdengan
peristiwa retrieval untuk merespons lngkungan yang sedang dihadapi.
b.
Menurut Arno F Wittig
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of learning,
setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu: 1)
acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi); 2) storage (tahap
penyimpanan informasi); 3) retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) Pada
tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus
dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku
baru. Pada tahap ini terjadi pila asimilasi antara pemahaman dengan perilaku
baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses acquisition dalam belajar merupakan
tahap paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan kegagalan
pada tahap-tahap berikutnya. Pada tingkatan storage seorang siswa secara
otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia
proleh ketika menjalani proses acquitision. Peristiwa ini sudah tentu
melibatkan fungsi short term dan long term memori. Pada tingkatan retrieval
seorang siwa akan mengaktifkan kembai fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya
ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrieval pada
dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi
kembali apa-apa yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol,
pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atau stimulus yang sedang
dihadapi.
A.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Djamarah, 2011:175 mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar yaitu:
1.
Faktor lingkungan
Lingkungan
merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik
hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem.
Saling ketergantungan antara lingkungan biotic dan abiotik tidak dapat
dihindari. Itulah hokum alam yang harus dihadapi oleh anak didik sebagai
makhluk hidup yang tergolong kelompok biotic.
Selama
hidup anak didik tidak bias menghindarkan diri dari lingkungan alami dan
lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini
selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Oleh karena itu kedua
lingkungan ini akan dibahas satu demi satu dalam uraian berikut.
a. Lingkungan alami
Lingkungan
alami atau lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup
dan berusaha didalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi
anak didik yang hidup di dalamnya.
b. Lingkungan sosial
budaya
Pendapat
yang tidak dapat disangkal adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk homo socius. Semacam makhluk
yang kecenderungan untuk hidup bersama satu sama lainnya. Hidup dalam
kebersamaan dan saling membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial.
2.
Faktor instrumental
Setiap
sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tentu saja pada tingkat
kelembagaan. Seperangkat kelengkapan dalam berbagai dalam berbagai bentuk dan
jenisnya dapat diperdayagunakan menurut fungsi masing-masing kelengkapan
sekolah.
a. Kurikulum
Kurikulum
adalah a plan for learning yang
merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar
mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan
dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya.
b. Program
Setiap
sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk
dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah
tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program
pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga,
financial, dan sarana prasarana.
c. Sarana dan
Fasilitas
Sarana
mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat
yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah
satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah
yang di dalamnya ada ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang
perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium dan halaman sekolah yang
memadai. Semua bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik.
d. Guru
Guru
merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di
dalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan
terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
3.
Kondisi fisiologis
Kondisi
fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar
seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya
dari orang yang dalam kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata
kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi.
4.
Kondisi Psikologis
Belajar
pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan
fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti
belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti factor dari
luar dan dari dalam.
faktor-faktor
psikologis yang utama mempengaruhi proses hasil belajar anak didik antara lain.
a. Minat
b. Kecerdasan
c. Bakat
d. Motivasi
e. Kemampuan
kognitif
Menurut Suryabrata dalam khodijah,
(2011:65), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu :
1.
Faktor
yang berasal dari dalam diri pemelajar, meliputi faktor fisiologis (keadaan
tonus jasmani pada umumnya, dan keadaan fungsi fisiologis tertentu) dan faktor
psikologis (minat, motivasi, intelegensi, memori, dan emosi).
2.
Faktor
yang berasal dari luar diri pemelajar, meliputi faktor sosial (orang tua, guru,
teman / lingkungan), dan faktor non sosial (1.
keadaan udara, suhu dan cuaca, 2 waktu, tempat, alat atau perlengkapan).
B.
Teori-teori belajar
Dari dulu hingga sekarang para ahli psikologi dan
pendidikan tidak bosan-bosannya membicarakan masalah belajar. Penelitian demi
penelitian sudah pula dilakukan. Berbagai teori telah tercipta sebagai hasil
kerja keras dari penelitian.
Djamarah, 2011:17 Untuk mengetahui teori-teori belajar
yang telah dikemukakan oleh para ahli, akan dikemukakan dalam pembahasan
berikut.
1.
Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Ahli-ahli
ilmu jiwa daya mengemukakan suatu teori bahwa jiwa manusia mempunyai daya-daya.
Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia. Manusia hanya memanfaatkan semua
daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan ketika
dipergunakan untuk sesuatu hal. Daya-daya itu misalnya daya mengenal, daya
mengingat, daya berpikir, daya fantasi dan sebagainya.
2.
Teori Tanggapan
Teori
tanggapan adalah memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang, dan
sejelas-jelasnya. Banyak tanggapan berarti pandai.
3.
Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Gestalt
adalah sebuah teori belajar yang dikemukakan oleh koffka dan kohler dari
jerman. Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari
bagian-bagian. Sebab keberadaan bagian-bagian itu didahului oleh keseluruhan.
Dalam
belajar, menurut teori Gestalt, yang
terpenting adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapatkan respons atau tanggapan
yang tepat. Belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight.
4.
Teori Belajar Dari R. Gagne
Dalam
masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi.
a. Belajar adalah
suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, dan tingkah laku.
b. Belajar adalah
pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang
dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut the domain of learning, yaitu sebagai
berikut.
a. Keterampilan
motoris
b. Informasi
verbal
c. Kemampuan
intelektual
d. Strategi
kognitif
e. Sikap
5.
Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Teori
asosiasi disebut juga teori sarbond. Sarbond singkatan dari Stimulus, Respons,
dan Bond. Stimulus berarti rangsangan, respons berarti tanggapan, dan bond
berarti dihubungkan. Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan kemudian
dihubungkan antara keduanya dan terjadilah asosiasi.
Selanjutnya
Khodijah, (2011:71) menjelaskan teori-teori belajar sebagai berikut:
Macam- macam
teori belajar yaitu:
1. Teori belajar behavioristik. Teori
ini menekankan proses belajar sebagai perubahan relatif permanen pada perilaku
yang dapat diamati, dan timbul sebagai hasil dari pengalaman.
2. Teori belajar kognitif. Ahli-ahli
teori belajar kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil dari usaha untuk
dapat mengerti dunia. Caranya kita berfikir tentang situasi, sama baiknya kita
berfikir tentang kepercayaan, harapan, dan perasaan yang akan mempengaruhi
bagaimana dan apa yang kita pelajari. Pandangan kognitif melihat belajar
sebagai sesuatu yang aktif.
3. belajar Konstruktivis. Teori ini
merumuskan belajar sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit,
melalui aktivitas kolaboratif, refleksi dan interpretasi.
4. Teori belajar humanistik. Ahli-ahli
teori belajar humanistik berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh bagaimana
para peserta didik berfikir dan bertindak, teori tersebut juga dipengaruhi dan
diarahkan oleh arti pribadi dan perasaan-perasaan mereka ambil dari pengalaman
belajar mereka.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari beberapa
pendapat para ahli tentang definisi belajar yang dikemukakan di atas dapat
dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar itu banyak dan bermacam-macam. Sehingga apabla kita
menemukan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan, kita tidak
boleh langsung menyalahkan bahwa kecerdasan atau intelegensi siswa sebagai
penyebabnya. Faktor-faktor tersebut juga harus diperhatikan oleh guru dan jika
perlu harus dikondisikan sedemikian rupa agar memperoleh hasil belajar yang
maksimal dan sesuai dengan yang ingin dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2011.
Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Diakses hari selasa tanggal 13 Agustus 2013 pukul 20:45 WIB dari website http:// PROSES
DAN TAHAPAN BELAJAR _ . on becoming a learner.htm.
Khodijah,
Nyayu. 2011. Psikologi Pendidikan. Palembang:
Grafika Telindo Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar